Friday, January 25, 2008

MINYAK BASIL (KEMANGI??)..mhhh.....still confused.

Mmmhh…. ternyata masih membingungkan juga ya. Saya coba mempelajari minyak kemangi (not practically, but just surf from virtual world), tetapi ternyata memang harus praktek dan melihat langsung di lapangan….hehe. Di sini akan saya bahas sekilas hasil “pelajaran” saya via internet mengenai minyak kemangi.

Ada banyak jenis (atau cultivar) kemangi/selasih/basil. Mas Wiki menyebutkan bahwa genus Ocimum diperkirakan memiliki 50 - 150 species/kultivar dan agaknya cukup kesulitan untuk membedakan masing-masing jenisnya karena basil sangat mudah untuk disilangkan dan adanya kendala dalam memunculkan perbedaan penampakan di antara species-speciesnya.

Dalam dunia minyak atsiri, jenis yang paling berharga dan banyak diperdagangkan adalah Ocimum basilicum (lihat gambarnya di bawah) atau dikenal dengan nama “sweet basil” atau tulsi. Merupakan species asli India dan beberapa wilayah tropis lainnya di Asia. Untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai morfologi tanamannya, silakan ke Mas Wiki langsung di http://en.wikipedia.org/wiki/Basil.

Saya mencontek juga tulisannya Pak Ketut Adnyana di situs
http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/22/kemangi-ve
rsus-selasih/ (yang lebih banyak berbicara mengenai efek farmakologi dari basil), beliau menyebutkan bahwa jenis Ocimum basilicum banyak disukai dan paling popular karena kandungan minyaknya relatif banyak dan juga memiliki aroma yang lebih disukai. Meskipun demikian, ada beberapa tipe minyak basil dalam perdagangan minyak atsiri dunia. Tipe ini tentu saja dibedakan atas dasar jenis basil yang diolah menjadi minyak atsiri yang tentu saja berpengaruh pada jenis dan komposisi kimianya. Beberapa minyak atisiri basil yang cukup dikenal dalam perdagangan adalah minyak dari Eropa (terutama Perancis), Mesir, Bulgaria, dan Jawa.

Minyak basil Eropa dikatakan memiliki kualitas paling baik serta aroma yang disukai. Minyak jenis ini mengandung linalool dan metil kavikol dalam jumlah yang paling banyak. Kandungan lainnya adalah 1,8- sineol, alfa-pinen, beta-pinen, mirsen, osimen, terpinolen, kamfor, terpinen-4-ol, alfa-terpineol dan eugenol.

Minyak basil Mesir kualitasnya mirip dengan minyak basil Eropa, perbedaannya hanya terletak pada kandungan linalool minyak basil Mesir yang lebih rendah, tetapi kandungan metilkavikol-nya lebih tinggi. Minyak basil Bulgaria dan Jawa memiliki kandungan metilsinamat dan eugenol yang tinggi.
(hehehe….masih bingung nih. Minyak basil Jawa itu diambil dari jenis basil yang mana ya? Apa yang biasa kita jumpai di pasar? Lagipula saya sering makan kemangi sebagai lalapan dan terkadang penampakan kemangi antara satu warung dengan warung lainnya juga berbeda. Nah lho?? Sepertinya mulai sekarang setiap makan lalapan kemangi harus membawa kamera untuk diambil photonya ….hahaha).

Lalu jenis basil mana yang banyak tumbuh di Indonesia dan sering kita jumpai di pinggir-pinggir jalan melalui pedagang pecel lele, ayam goreng, ayam bakar, dll? Atau di restoran-restoran khas Sunda? Kembali Mas Wiki mengatakan bahwa jenis lemon basil (Ocimum americanum) digunakan secara luas di Indonesia dan biasa disebut dengan “kemangi” sebagai teman dalam berkencan dengan ikan dan bebek goreng. Jenis ini memiliki harum khas lemon dan memiliki perbedaan yang sangat mencolok dengan jenis basil lainnya karena memiliki componen kimia berupa sitral (wah…sama dengan lemongrass dong, alias sereh dapur). Gambar pohonnya saya tampilkan di bawah ini.

Tetapi, di website
http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=291 dikatakan bahwa jenis kemangi yang banyak diusahakan adalah jenis lokal yang belum jelas nama/varietasnya (hehe….tambah bingung, nih). Penampilan tanaman cukup rimbun. Daun berwama hijau muda. Bunga putih kurang menarik. Bila dibiarkan berbunga maka pertumbuhan daun lebih sedikit dan tanaman cenderung cepat tua dan gampang mati.

Kalau melihat gambar di bawah ini, kok sepertinya saya paling sering melihat jenis basil yang ini yang tumbuh liar di pekarangan atau di kebun-kebun. Atau mungkin hanya mirip atau salah lihat…hehe.

Ini disebut jenis Holy basil (Ocimum sanctum [O. tenuiflorum]) yang di India disebut Tulasi.

Ada lagi tambahan hasil membaca-baca jurnal penelitian, yaitu :

  1. Ocimum basilicum L. cv. purple memiliki rendemen 0.2%(v/w) [basis basah] dengan komposisi utama; methyl chavicol (52.4%), linalool (20.1%), epi-α-cadinol (5.9%), trans-α-bergamotene, dan 1,8-cineole (2.4%). Sedangkan Ocimum basilicum L. cv. Green memiliki rendemen 0.5% (v/w) dengan komposisi utama; methyl chavicol (40.5%), geranial (27.6%), neral (18.5%), caryophyllene oxide (5.4%), dan humulene epoxide II (1.8%). Sampel kedua kedua cultivar itu tersebut diambil dari Iran. [Sajjadi,S.E. , 2006, DARU Vol. 14 No. 3: Hal. 128-130]
  2. Yang ini sampelnya diambil dari Turki. Ocimum basilicum L. Memiliki rendemen 1.25% [basis kering] dengan komposisi; Methyl eugenol (78.02%), á-cubebene (6.17%), nerol (0.83%), á-muurolene (0.74%), 3,7-dimethyloct-1,5-dien-3,7-diol (0.33%) and a-cubebene (0.30%). Sedangkan Ocimum minimum memiliki rendemen 1.71% [basis kering] dengan komposisi; geranyl acetate (69.48%), terpinen-4-ol (2.35%), octan-3-yl-acetate (0.72%), n-octanol (0.36%), chavicol (0.22%), dan eugenol (0.13%). [Ozcan, M dan Chalnat, J. , 2002, Czech J. Food. Sci. Vol. 20, No. 6: Hal 223-228]
  3. Ocimum basilicum L. yang diambil dari Mesir memiliki komposisi; methyl chavicol 34.0 %), linalool (32.5 %), 1,8 cineol (8.7 %), dan geraniol (5.1 %). Dalam jurnal ini tidak disebutkan berapa rendemen yang diperoleh. [Khalid, K.A., Hendawy, S.F., dan El-Gezawy, G. , 2006, Res. J. of Agri. Bio. Sci. Vol 2, No. 1: Hal 25-32]
  4. Ocimum basilicum L. dari timur laut India menghasilkan komposisi; camphor (42.1%), limonene (7.6%), β-selinene (5.6%), a-pinene (5.4%), camphene (4.7%), a-selinene (4.3%), myrtenol (3.3%), dan β-caryophyllene (3.3%). Rendemennya sekitar 0.55%(w/w) [basis basah]. [Purkayastha, Jubilee, Nath, dan Subhan, 2006, J. of. Essential Oil Res. May/Jun]
  5. Sedangkan berbagai varian Ocimum basilicum L. yang dari Eropa memiliki variasi rendemen antara 3 – 20 gr/kg [basis kering] dengan komposisi: linalool (16-62%), eugenol (4-40%), 1.8-cineol (1-17%), dan methyl chavicol (0-37%). [Elementi, S, Neri, R, D’Antuono, L.F. , Acta Horticulturae 723]
  6. Masih banyak sebenarnya jurnal-jurnal yang membahas tentang ini tapi hanya saya tuliskan dari 5 sumber saja.

Mmmmhhh….. nampaknya memang harus dipelajari prakteknya dengan mengambil sampel-sampel minyak kemangi dari aneka jenis kemangi yang ada di Indonesia dan dianalisis kandungan minyaknya. Atau mungkin berkunjung ke balitro biar lebih banyak tahu perbedaan jenis basil satu dengan dengan yang lainnya, terutama basil yang bernilai dari sisi minyak atsirinya. Bagi pembaca yang mengerti/paham betul mengenai basil/kemangi/selasih, boleh dong beri komentar atau pemahaman baru. Terima kasih.