Buat tambahan pengetahuan buat para peminat minyak atsiri.
Apa itu ekstraksi? Ekstraksi pada prinsipnya adalah teknik pemisahan (separasi) yang mengeksploitasi perbedaan sifat kelarutan dari masing-masing komponen campuran terhadap jenis pelarut tertentu.
Contohnya adalah : Campuran A dan B hendak dipisahkan menggunakan campuran A dan B hendak dipisahkan menggunakan pelarut X. Dari data-data sifat kelarutan, komponen A sangat larut dalam X, sedangkan komponen B sedikit larut atau bahkan tak larut. Apabila pelarut X tersebut ditambahkan pada campuran A dan B yang berbeda sifat
kepolarannya, maka komponen A akan larut dalam X, sedangkan B tidak. Sehingga akan didapatkan campuran baru, yaitu A dan X. Tahap selanjutnya adalah bagaimana memisahkan A dan X ini? Salah satu metodenya adalah evaporasi/penguapan pelarut.
kepolarannya, maka komponen A akan larut dalam X, sedangkan B tidak. Sehingga akan didapatkan campuran baru, yaitu A dan X. Tahap selanjutnya adalah bagaimana memisahkan A dan X ini? Salah satu metodenya adalah evaporasi/penguapan pelarut.
Dalam kaitannya dengan minyak atsiri, teknik ekstraksi ini biasanya digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri yang mudah rusak oleh panas, dalam hal ini adalah minyak bunga-bungaan seperti melati, mawar, atau sedap malam. Untuk melarutkan minyak atsiri yang terdapat pada bunga-bungaan tersebut, maka dibutuhkan pelarut yang biasanya adalah pelarut organik yang bersifat non-polar. Mengapa non-polar? Bunga-bungaan yang segar tentu mengandung air, bukan? Dalam konsep ikatan kimia, air itu bersifat polar. Nah, kalau digunakan pelarut yang polar juga seperti alkohol maka tentunya air yang terkandung dalam bunga akan larut ke dalamnya sehingga membutuhkan proses pemisahan yang lebih kompleks. Tetapi kalau digunakan pelarut non-polar maka air tidak akan larut ke dalamnya.
Banyak jenis pelarut organik non-polar, tetapi yang paling sering digunakan adalah heksana (C6H14) meskipun tidak menutup kemungkinan juga bisa digunakan benzena (C6H6) ataupun juga bensin/gasolin. Ada beberapa kriteria dalam memilih pelarut untuk ekstraksi bunga-bungaan selain sifatnya yang non-polar tadi , di antaranya adalah dapat melarutkan zat wangi dalam bunga secara sempurna, mempunyai titik didih yang rendah dan seragam, bersifat “inert” atau tidak bereaksi dengan zat wangi dalam bunga yang akan diekstrak, harga serendah mungkin dan mudah diperoleh.
Produk akhir ekstraksi bunga menggunakan pelarut ada dua macam, yaitu concrete dan absolute. Concrete merupakan minyak atsiri yang masih bercampur dengan lilin/resin serta sedikit pelarut. Saat proses ekstraksi berlangsung, tidak hanya minyak atsiri yang terlarut pada pelarut, tetapi juga lilin/resin ikut masuk ke dalamnya. Concrete berbentuk semi padat seperti lemak atau mentega. Sedangkan absolute adalah minyak atsiri yang murni tanpa pengotor seperti lilin/resin maupun sisa pelarut. Absolute lah yang harganya paling mahal.
Dalam terminologi ekstraksi pelarut, biasanya juga ada konsep lain yang tak kalah penting, yaitu evaporasi vakum. Kondisi vakum didefinisikan sebagai kondisi di bawah tekanan atmosferik (di bawah 1 atm / tekanan normal). Sedangkan evaporasi merupakan proses penguapan pelarut untuk memisahkannya dengan minyak atsiri dan atau lilin/resin. Sehingga jika digabungkan pengertiannya adalah proses penguapan pelarut pada kondisi di bawah tekanan normal. Mengapa harus vakum? Tentu saja ada tujuan-tujuan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan titik didih dari pelarut tersebut sehingga temperatur proses secara keseluruhan menjadi lebih rendah. Semakin rendah tekanan maka temperatur prosesnya juga makin rendah. Misalnya; heksan pada tekanan normal (1 atm) bertitik didih 68 C, pada tekanan 0.7 atm titik didihnya 58 C, dan pada tekanan 0.2 atm titik didihnya 25 C. Kondisi inilah yang diharapkan pada proses ekstraksi minyak atsiri bunga-bungaan agar diperoleh minyak dengan kualitas yang baik. Artinya, kerusakan minyak atsiri akibat temperatur tinggi bisa dihindari. Sedangkan tujuan kondisi vakum yang lain adalah menjamin bahwa pelarut dapat terpisahkan semaksimal mungkin. Untuk mencapai kondisi vakum dibutuhkan alat pendukung yaitu pompa vakum.
Gambar berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam proses ekstraksi minyak bunga-bungaan menggunakan pelarut organik untuk mempermudah pembaca dalam memahami teknik ekstraksi pelarut ini.
Mas, numpang tanya.
ReplyDeleteKenapa y ekstraksi dilakukan berulang - ulang? apa ada beda jika dilakukan sekali?
karena daya larut solvent yang berbeda, jika solvent memiliki daya larut terhadap lemak kecil maka perlu dilakukan ekstraksi yang berulang-ulang agar didapatkan kadar lemak yang lebih besar
ReplyDeleteMas boleh nanya komposisi pelarutnya..hexana 2:1 yg yg 2 yg mana yg 1 yg mana mas...kemudian 10:1 yg 10 alkoholnya atau concretenya..thanks
ReplyDeleteGUNANYA PENDINGINAN SUHU 0-5 DERAJAT CELCIUS PD PROSES EKSTAKSI UNTUK APA MAS?
ReplyDeleteTo anonymous : Itu pd tahap pemisahan resin/lilin dr concrete. Fungsinya utk mengendapkan lili/resin yg terlarut bersama alkohol serta minyak atsirinya.
ReplyDeletemas mau nanya....
ReplyDeleteaku lagi buat penelitian tentang proses ekstraksi-distilasi sereh wangi (citronellal oil) menggunakan pelarut n-hexane.
tapi hasil distilasi minyak ku kok jadi membeku yah mas (kayak lemak atau lilin gitu). aku dah nyoba make penambahan alkohol (seperti ekstraksi bunga2an di atas) tapi hasilnya kok sama.
kira2 apa yah penyebabnya ???? dan bagaimana biar minyak aku ngak membeku????
atas bantuannya terlebih dahulu terima kasih mas....
Itu namanya resin/lilin dlm serehnya ikut terekstrak oleh n-heksana. Lilin/resin tsb dilarutkan dalam alkohol lalu didinginkan supaya lilinnya beku. Kemudian disaring yg mengendap. Dan lakukan evaporasi vakum utk menguapkan alkoholnya sehingga diperoleh minyak serehnya.
ReplyDeleteCatatan saja : Membuat minyak sereh wangi dengan cara ekstraksi??? Apa tidak salah ya? Saya cuma koreksi dari aspek praktis ya (artinya sudut pandang saya sebagai seorang praktisi bisnis ini). Prosesnya lbh kompleks, biaya pelarutnya tinggi, kebutuhan energinya lebih besar. Padahal harga minyak sereh cuma sekitaran 70-90rb saja. Kalau cuma mau nyoba2 sih, yah...sah-sah saja. Lebih mudah dan murah, cara konvensional saja alias penyulingan uap (sistem kukus)
kita dah coba make penambahan alkohl mas, tapi hasil akhirnya tetap aja membeku gitu mas.
ReplyDeleteoh, iyah kami make cara ekstraksi trus di lanjutkan dengan distilasi tujuannya untuk mendapatkan mutu dan rendemen yang lebih banyak mas. (ini cuman skadar penelitian untuk persyaratan kuliah)
trus mas kira2 antara alkohol dan n-hexane itu mana yang merupakan pelarut terbaik untuk minyak sereh wangi???
apa klu make alkohol hasilnya akan sama membekunya kayak make n-hexane???
trus apa mas punya data kelarutan citronella dala pelarut2 (misalnya air, alkohol, n-hexane)??
terimakasih mas, dan maaf kalau pertanyaan saya kebanyakan dan merepotkan mas....
Ms Ferry,mw tny..skrng aq lg pnelitian ngmbil mnyak kmangi dr lemon basil.mnurut literatur yg sya dpat kmngi la2pn itu kndngan utamax beda2.ada citral&geraniol, citral&linanol,trus dpt abstrak dr pnelitian thn 08 d'UII kndnganx citral&kariofilen.enkx sya gmn ms?soalx sy cr pnelitian2 trdahulu tntng kmangi susah bngt..
ReplyDeletesy pnelitian pakai sistem ekstraksi destilasi ms,pelarutx etanol 70%.prmasalahanx wktu proses destilasi lama bnget,padahal suhux saya pakai ti2k di2h etanol.kira2 ksalahanx knp y ms?apa krn etanol lrut dlm air,trus daun kemangi yg sya gunakan segar.sya bngung ms
sya mw tny lg ms,klo sy pkai penyulingan sdrhana (rebus)pd suhu dbwh ti2k di2h air kira2 minyakx dapat tdk ms?soalx klo dri kndungan2 kmangi sndiri pny ti2k di2h rata2 diatas 200C,klo sy destilasix dbwh suhu itu kmungkinan g dpt mnykx y ms & klo sya pkai ti2k di2h diats itu g bs untuk sistem rebus.saya jg bingung mslh itu ms !!!
sblmx mksh bnyk ms,mf bnyk pertnyaanx...
To Sischo : Yg membeku itu dilarutkan dlm alkohol dulu, trs didinginkan dalam freezer supaya resin2nya mengendap trs disaring. Ulangi proses itu bbrp kali utk memastikan semua lilin/resin mengendap dan tersaring. Setelaa itu larutan alkohol-minyak atsiri dievaporasi vakum.
ReplyDeleteHeksan itu khan pelarut utamanya, sedangkan alkohol itu pelarut sekunder utk memisahkan lilin/resin dr minyak atsirinya.
Supaya tahu lbh pasti dan tambah pengetahuan, dicoba2 dulu sendiri. gimana kl pke alkohol, gmn kl pake heksan. Nanti kalau bingung, bisa konsultasikan ke saya lagi.
Data-data kelarutan citronellal saya nggak punya. Itu data nggak mudah dicari. Nah, knp gak meneliti kelarutan citronellal dlm berbagai pelarut shg didapatkan data kelarutannya? Hasilnya bisa berguna buat ilmu pengetahuan dan menambah khasanah keilmuan minyak atsiri. Kalau ekstraksi pelarut sereh wangi, selain sudah banyak yg melakukan juga secara bisnis tidak akan ekonomis.
Ok, keep ur spirit.
Dear Antika, nggak usah banyak bingung. Ntar nggak selesai2 penelitiannya.
ReplyDeleteTanaman dr kelas basil itu banyak bgt jenis. Coba km cek di internet, deh. Jadi kalau komposisi kimia dlm minyak atsirinya beda-beda ya wajar dong. Blm tentu juga antara satu peneliti dgn peneliti yg lain species nya sama, meskipun di tulisan atau laporannya tanamannya sama. Mungkin mereka kan juga nggak ngerti species yg bener itu yg mana, apalagi penelitinya mungkin juga nggak konsultasi dengan ahli botani. Pokoknya yg penting kemangi yg gampang dijumpai sajalah. Dan nggak jelas jenis yg mana.
Mengapa lama? Itu karena alkoholnya itu melarutkan air yg ada di dalam kemangi segar sehingga konsentrasi alkoholnya menjadi rendah. Sebaiknya tidak pakai alkohol tapi pakai heksan karena bersifat non polar sehingga tidak akan larut dalam air. Masalahnya adalah kalau digunakan ekstraksi pelarut, kemungkinan zat2 lain dalam kemangi itu akan ikut terekstrak seperti klorofil, alkaloid, resin/lilin sehingga dibutuhkan pemisahan lbh lanjut. Kecuali kalau Antika menemukan pelarut yg bener2 selektif hanya melarutkan minyak atsirinya saja. Jadi, utk proses minyak atsiri dari rempah2, daun2an, kulit2 kayu (selain bunga2an : melati, mawar, sedap malam) jarang (atau bahkan tidak pernah) secara komersial diproses dengan teknik ekstraksi pelarut menggunakan pelarut heksan karena masalah2 tadi dan biaya operasional maupun kompleksitas proses yang tinggi. Kecuali menggunakan teknik ekstraksi dgn fluida superkritik (dalam hal ini CO2 superkritik) yg bisa diatur tekanan operasinya supaya CO2 nya hanya selektif mengekstrak minyak atsiri dan tidak utk zat yg lain.
Jadi, kenapa nggak pakai teknik penyulingan saja sih? Tinggal dioptimasi kondisi2 operasinya supaya dapat rendemen maksimal.
Utk penyulingan, minyak kemangi akan tetap menguap pada suhu sekitar atau sedikit di bawah 100oC meskipun titik didih komponen2 dalam minyak kemangi bisa jadi di atas 200oC. Mengapa demikian? Itu suatu pertanyaan fundamental dalam proses distilasi minyak atsiri yg melibatkan konsep distilasi utk campuran tak saling larut. Kalau saya jadi dosen penguji kamu, saya pasti akan tanyakan itu karena itu konsep fundamentalnya. Saya rekomendasikan kamu membaca buku Ernest Guenther ”The Essential Oil” volume 1. Jadi jangan disamakan dengan konsep distilasi saling larut. Saran saya, mungkin kamu bisa coba dulu cara distilasi. Jangan dulu bingung sebelum dicoba, OK.....
mas,ferry..saya mau nanya...
ReplyDeleteetanol 95% yang telah dipakai esktraksi dapat dipakai kembali buat ekstraksi lg gak mas? kadar % etanol jadi berapa? 95 % ato 100%?
terima kasih kasih
ok2,mksh bnyk bwt jwbnx.oiya,sya mw tny lg,dtmpt ms ferry nerima analisa GC-MS tdk?
ReplyDeletesya mw analisa awal,tp cuma satu sampel aja ms.
sy mw tw kndungan utama minyk kmangix dlu apa aja,
klo ada kira2 bs tdk cuma 1 smpel aja,trus hrgax brapa y ms ferry?
thank's be4,
To anonymous : Bisa dipakai kembali. Jika awalnya dipakai etanol 95% dan kalau bahan yg diekstrak msh mengandung air maka persentase etanol sekarang sudah lbh kecil dr 95%. Kalau etanol ini hanya sekedar diuapkan (yg artinya hanya distilasi satu tahap) maka persentasenya akan lbh rendah lagi. Untuk lbh jelasnya lagi, anda harus pelajari lbh lanjut konsep kesetimbangan fasa etanol-air, distilasi terfraksi (fraksionasi), dan lbh lanjut ke azeotropic distillation karena sistem kesetimbangan etanol-air akan membentuk azeotrop.
ReplyDeleteTo Antika : Tempat kami tidak ada GC/MS. Itu alat mahal sekali, kami yg hanya skala UKM blm mampu utk membelinya saat ini. Silakan hubungi lab kimia - UPI di Bandung, Dinkes Prop DKI Jkt, atau Sucofindo, atau mungkin juga balitro-bogor.
ReplyDeleteMas Ferry, mo tanya
ReplyDeleteMinyak atsiri kan bersifat non polar, sehingga bila ingin diencerkan, menjadi beberapa konsentrasi, sudah pasti dilarutkan dalam pelarut non polar juga, mis Heksan, etil asetat dll
tapi dari beberapa jurnal yg saya temukan, knapa mreka lebih suka dilarutkan ke dalam etanol atau metanol, padahal etanol dan metanol bersifat polar
Terima Kasih sebelumnya ^^
mau tanya, saya skr sdng pnltian, membuat tablet fumifan berbasis minyak mimba. pelarut yang saya gunakan heksan, titik didih heksan berapa ya?
ReplyDeletelalu bagaimana caranya atau langkah2nya membuat ekstrak dengan soxhlet dengan pelarut heksan?
mohon bantuannya
terimakasih
To Asadhy: Minyak atsiri tersusun atas berbagai komponen baik yg bersifat polar maupun non polar. Semakin banyak golongan terpen beroksigen, maka sifatnya akan semakin polar. Begitu pula sebaliknya. Kalau semakin polar berarti akan makin larut dengan etanol atau alkohol. Dalam spesifikasi minyak atsiri biasanya ada parameter kelarutan alkohol (etanol), makin sedikit perbandingan alkohol yang dipakai untuk melarutkan minyak atsiri hingga menjadi jernih maka minyak tsb akan semakin polar dan mengandung banyak komponen golongan terpen beroksigen.
ReplyDeleteMengapa tidak heksan? Saya blm bisa menjawabnya secara tepat. Hal ini mungkin berhubungan dengan tingkat safety dan keamanan bagi tubuh atau mungkin juga aroma heksan yang sangat kuat sehingga mempengaruhi aroma dari minyak yg diencerkan tsb.
To anonymous: Informasi yang anda tanykan tersebut sangat mudah ditemukan via googling. Ok, just happy searching...:)
ReplyDeletePak Kalau ingin mengekstrak minyak kedelai dengan cara apa yang paling mudah dan murah, katanya pakai pelarut heksana dimana beli pelarut tersebut.
ReplyDeletemas ferry, saya mau nanya...
ReplyDeletedari literatur2 yg saya baca tentang penyulingan minyak nilam...juga dari hasil penyulingan minyak nilam di daerah saya, rendemen nilam itu sekitar 2%...
tapi beberapa waktu lalu, saya nemukan d internet ada yg bilang kalo rendemen nilam itu bisa mencapai 5% dengan penambahan jumlah uap panas yang diberikan saat penyulinga...
nah, yg saya tanyakan...apakah pencapaian rendemen 5% dengan penambahan uap panas itu benar? jika memang benar, mohon info detailnya...
trima kasih
To Anonymous : Cuma saran, mungkin sebaiknya menggunakan nama dan lokasi supaya saya juga bisa berkenalan dengan anda. Komentar saya menanggapi hal itu; kalau memang yang disuling murni daunnya bisa menghasilkan rendemen sekitar 5%. Tetapi kalau bahan bakunya normal (campuran batang dan daun) yang sekitar 1-3% (rendemen ini banyak tergantungnya). Penggunaan uap yang berlebih memang bisa menaikkan rendemen, tetapi kalau sampai 5% sungguh di luar batas kewajaran. Saya tahu siapa yang menginformasikan tentang hal itu, dan banyak data-data ataupun informasi (dalam tulisan tersebut) yang dapat dibantah baik secara logika ilmiah (keilmuan) maupun logika bisnis.
ReplyDeleteDalam dunia minyak atsiri, banyak orang-orang yang sengaja mem-blow up segala sesuatu termasuk data untuk kepentingan-kepentingan pribadi sesaat. Jadi, harus dicerna dalam-dalam setiap tulisan yang muncul berkaitan dengan bisnis minyak atsiri ini. Tentu saja termasuk tulisan-tulisan saya yang juga tidak lantas diambil mentah-mentah...hehe.
Data real di lapangan saya pikir lebih bijak utk dijadikan acuan awal sambil kita berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki seiring dengan jalannya waktu.
Demikian tanggapan saya.
salam, bagaimana ya mas untuk mengetahui pelarut yang baik untuk minyak atsiri? tapi non-alkohol.
ReplyDeletemohon pencerahannya :)
salam kembali, heksan atau benzen itu juga baik. keduanya khan juga non-alkohol. Ada pertimbangan mengapa tidak mau pakai alkohol?
Deletemas, nanya dunk, saya mahasiswa sedang melakukan tugas akhir untuk isolasi minyak atsiri tembakau.
ReplyDeletesaya coba dgn distilasi uap tapi rendemennya kecil sekali dan masih berbentuk concrete. klo saya coba dgn ekstraksi, kira2 pelarutnya yg pling bagus apa n metode yg tepat seperti apa ya?thx.
may-jogja
To anynymous (mungkin sebaiknya meninggalkan nama dan email supaya bisa saling kenal) : lho, yg biasa dipakai utk ekstraksi minyak atsiri itu khan pelarut heksan, dan heksan itu adalah non-alkohol.
ReplyDeleteSaya mau nanya mas feri, kalau mau mengekstrak minyak atsiri dari daun jeruk purut dengan skala lab sebaiknya menggunakan metode apa? ekstraksi dengan pelarut atau distilasi uap, tks
ReplyDeleteTo pna : Utk daun jeruk purut cocoknya menggunakan distilasi/penyulingan uap. Kalau menggunakan ekstraksi pelarut harus mencari pelarut yg cukup selektif utk hanya melarutkan minyak atsirinya saja. Kalau tidak nanti akan kesulitan memisahkan ekstrak minyak atsiri dgn komponen2 lain yg ikut terekstrak seperti klorofil, resin2, dan alkaloid.
ReplyDeleteMas Fery, sy maunanya,,,saya melakukan penyulinganminyak jahe daribahan baku ampas jahe sisa extraksi yg cuma diambil sari/airnya aja,apakah mempengaruhi rendemen minyaknya dibanding dengan menggunakan bahan jahe segar atau jahe yg blm diambil sarinya,oh iya,pengambilan sarijahe dengan cara press,dari hasil proses yg sy lakukan cuma dapet rendemen minyak +- 0,5%,,,apakah itu pengaruh alat saya atau memang rendemen jahe ampas itu sendiri,...tanks...atas balasannya.Cp.Ali-081384945288,,email.ali.amirudin@yahoo.com/
ReplyDeleteikutan nanya mas
ReplyDeleteapa perbedaan jasmine oil dan absolut melati ?
dri Gambar tahapan-tahapan yang ada, kelebihan dan kekurangannya apa mas? berapa harga alatnya pak untuk mengekstrak melati dengan kapasitas minimal tetapi masih ekonomis.
askum..salam hangat..mas mohon saran.. saya lagi penelitian minyak dau jeruk purut dengan proses ekstraksi destilasi.. variabel berubah kmi menggunakan n-heksan,etanol dan air panas 80oC, klo air panas km gunkan atas dasar titikdidihnya nya untuk dapat mengikat minyakny.
ReplyDeletedan saya jg sudah coba dengan skala lab dg pelarut alkohol. hasilnya dikit bgt. malahlkohol sisa dan lebih menyengat bau jeruknya dari pada hasilnya.trus untuk standart mutu daun jeruk purut kok sulit di cari ya mas. setau saya cm pd tabel dari balitro aj. bilangan asam dan bilangan ester.. mohon saran mas, soalnya proposal saya sudah deal dengan proses demikian.. trim,,
aris NGALAM.. arissofiadi@yahoo.co.id
Secara komersil, minyak daun jeruk purut diproses menggunakan steam distillation. Kurang cocok jika dipakai teknik ekstraksi-distilasi krn prosesnya akan lbh kompleks mengingat nggak cuma minyak atsirinya saja yg terekstrak, tp cuma komponen lain spt klorofil, resin2, dan alkaloid. Dan harus ada 1 tahap pemisahan lagi utk mendapatkan minyak daun jeruk purut yg benar2 murni.
ReplyDeleteItu yg dimaksud alkohol sisanya yg mana ya? Kalau yg di labu distilasi, itu ekstraknya. Jadi wajar saja jika baunya lbh menyengat. Distilasi (evaporasi) pelarut dr ekstraknya sebaiknya dilakukan pd kondisi vakum supaya titik didih pelarut menjadi lbh rendah dan terpisahnya mendekati sempurna.
Standar Nasional Indonesia (SNI) utk mutu minyak jeruk purut memang blm ada, kok. Silakan searching di google utk standar internasionalnya (misalnya US FDA).
Jadi, menurut saya sebagai praktisi minyak atsiri. Proses ekstraksi-distilasi sebaiknya hanya digunakan untuk produksi minyak bunga2an seperti mawar, melati, sedap malam yg tidak diperlukan suhu tinggi shg minyak atsiri yg dihasilkan berbau wangi alamiah krn tdk rusak oleh tingginya temperatur jika digunakan teknik steam distillation (penyulingan).
mas,mau tanya jg nih,,,
ReplyDeletesya kan lagi mengerjakan tugas akhir,lg mncoba mndapatkan minyak atsiri daun pandan wangi,,sudah berkali-kali tak coba pake metode destilasi uap tapi gk dpt minyaknya,,,metode yang sesuai menurut mas apa biar sya dpt minyak atsirinya?agak di jelasin juga ya mas jwbannya,,,he,,,
tak tgu jwbannya di emailq mas...
adjie.fm@gmail.com
pengen tlpn mas sbnernya,mau tnya2...tu nomernya nomer operator apa masmksh yo mas...
permisi mas, saya reny, saya mau mengekstraksi seledri menggunakan pelarut N-heksan dengan proses maserasi dan kemudian divacum untuk mendapatkan ekstrak kental, yang saya ingin tanyakan pelarut yang menetes pada saat vacum itu bisa ngga digunakan ulang to proses maserasi simplisia maksudny untuk penghematan pelarut ? ada ngga" pengaruh terhadap hasil rendemen yg akan saya dapatkan ?
ReplyDeletemohon penjelasannya, makasih mas
To Reny: Dalam skala industri utk teknik ekstraksi, pelarut yg sudah dipisahkan dr ekstrak itu memang selayaknya digunakan kembali utk proses ekstraksi selanjutnya utk penghematan biaya pembelian pelarut. Biasanya memang ada loss sekitar 5%.
ReplyDeletemas, mau tanya. gimana kalo pas ekstraksi pelarut yang digunakan campuran ???? bisa engga ??? thanks a lot
ReplyDeletepermisi mas..saya mau ikut tanya,
ReplyDeletebagaimana cara kita memilih pelarut yg cocok untuk eksraksi daun katuk?
trus saya masih bingung mas, kira2 tiap2 pelarut itu ikut mempengaruhi kandungan zat aktif nya gk setelah d ekstrak???
trimakasih mas....mohon bantuannya ^^
@lintang = bisa saja digunakan pelarut campuran. Harus dilakukan riset dahlu skala lab utk jenis pelarut yg dipadukan serta komposisi msg campuran pelarut tsb supaya bisa mengekstrak secara optimal.
ReplyDelete@Shary : Jika dilakukan evaporasi vakum dgn sebaik2nya hingga sisa pelarut yg ikut bersama ekstrak diusahakan serendah2nya maka tidak berpengaruh thd zat aktif yg akan diekstrak. Setiap zat aktif hasil ekstraksi biasanya memiliki spesifikasi produk berupa sisa pelarut minimal (biasanya dalam ukuran ppm). Juga pelarut yg dipilih sebaiknya bersifat inert alias tidak bereaksi dgn zat aktif yg akan diekstrak
mas Q tami, pnegn tnya . .
ReplyDeletekLo untuk minyak atsiri daun jeruk nipis Qra2 peLarut ap yg pas?
kLo vaseLine bgaimna? .
trma ksiih .
To tami : saya hanya bisa katakan (sbg praktisi bukan peneliti/akademisi), bahwasannya utk minyak2 atsiri yg diproduksi menggunakan ekstraksi pelarut sebaiknya utk jenis bunga2an saja (misalnya mawar, melati, dan sedap malam). Yang lainnya, silakan dilakukan proses penyulingan . Lbh sederhana, praktis, dan murah.
ReplyDeletemas ferry, saya mau tanya, kalo propolis itu bisa dilarutinnya dengan apa yang aman untuk di konsumsi? saya punya sample propolis tapi masi kental. thanks ya mas ferry
ReplyDeletebenar tuh kata mas fery,jadi para peneliti di lab,baca itu buku tetang minyak atsiri karangan Ghuenter,itu sdh lengkap,waktu aku penelitian th 82,itu leteraturnya lengkap,kalau mau murah pakai pelarut petrolium benzene yg di suling dr bensin pertamina,ambil boiling poinya 35-60 degC,murah
ReplyDeletePermisi Mas Ferry, perkenalkan nama saya Jacquin, sebelumnya mau tanya, apakah mas Ferry punya kenalan yang berpengalaman dalam ekstraksi Uncaria Gambir Roxburgh (Gambir)?
ReplyDeleteSaat ini saya sedang merancang plant design untuk produksi ekstrak gambir sebagai bahan baku industri kosmetik nasional.
mungkin sebelumnya mas Ferry juga pernah mendalami tentang gambir, kalau tidak keberatan, bisa sharing dan japri saya di vaio_jack@hotmail.com
ditunggu tanggapannya mas, thanks before.
mas ferry mau nanyak. data kelarutan n-heksan dan alkohol dalam minyak jeruk purut berapa? soalnya gak nemu2 datanya.. tolong di bantu ya mas..
ReplyDeletemas mau nanya nih, kalau aku punya bahan pelarut organik 300 mL sekali ekstraksi 100 mL n rencananya mw 7 kali ekstraksi @ 100 mL gimana caranya mas? makasih mas ferry...
ReplyDeleteada gak buku yang menjelaskan tentang ekstraksi dengan pelarut, kalo ada apa nama bukunya??? thanks
ReplyDeletemas,,
ReplyDeletesaya mau tanya, ini saya kan lagy praktikum dengan modul minyak atsiri. nah,, kalo mau mendapatkan minyak atsiri dari kemangi sebanyak 15ml. kira2 butuh berapa banyak daun kemangi (dalam kondisi kering)?? terima kasih atas bantuannya.
To Rain : kalau buku2 ttg ekstraksi pelarut utk konsumsi umum saya kurang tahu bukunya atau malah tidak ada kali ya...hehe. Tapi kalau waktu saya kuliah (di jurusan Teknik Kimia), banyak sekali buku2 tebal berbahasa Inggris yg berisi ttg ekstraksi pelarut..:)
ReplyDeleteto anonymous : utk ekstraksi propolis yg aman utk konsumsi mungkin bisa menggunakan etanol, sebab kalau heksana seperti sudah banyak dilarang penggunaannya sebagai pelarut utk produk2 konsumsi.
ReplyDeleteto anonynous : kalau punya 300 ml pelarut, sebaiknya pada saat proses evaporasi (pemisahan pelarut dgn ekstraknya), uap pelarut dikondensasikan (didinginkan dan diembunkan) kembali utk di-reuse. biasanya memang seperti itu dengan tingkat kehilangan pelarut (loss) sekitar 5-10%.
ReplyDelete@Jacquin Suryadi : mhn maaf saya tidak pengalaman dalam hal pengolahan gambir dengan ekstraksi. Tapi yg namanya gambir biasanya diekstrak utk diambil katekin nya sebagai antioksidan. Pastinya sama dengan proses pengambilan katekin dr daun teh.
ReplyDelete@anonymous : kelarutan hekdan atau alkohol dengan minyak jeruk purut sepertinya kok saya blm pernah dengar mengenai hal itu. Untuk data2 tsb sebaiknya harus mengeksplorasi jurnal2 penelitian internasional apakah pernah ada peneliti yg mengkaji masalah itu atau tidak. Karena data kelarutan antara heksan/alkohol dgn minyak jeruk purut adalah data yg tidak umum shg perlu eksplorasi lbh dalam lagi. tdk bisa hanya sekedar nyari di internet atau nyari di buku2 perpustakaan saja.
ReplyDeletemas mau nanya nie..
ReplyDeletesaya mau ngambil penelitian minyak atsiri sbagai pengawet ikan...
bahan apa yang dipake untuk melarutkan minyak atsiri dalam air??maksudna byar aman buat makanan...
asw..
ReplyDeletemaaf sebelumnya saya mau nanya..................
saya sedang peneitian tentang minyak atsiri pala..
kira2 kalau tidak menggunakan pelarut itu biasanya jenis apa ya??
karena saya kurng mengert
trus klu tidak pakai pelarut ada pengaruhnya gak??
makasih
tolong blas yaaa
Untuk myk atsiri pala sebaiknya menggunakan distilasi saja dan bukan ekstraksi pelarut krn prosesnya akan lbh kompleks krn juga harus melalui proses pemisahan minyak atsiri dgn oleoresinnya. Kalau mau ambil oleoresinnya, cara ekstraksi pelarut msh bisa direkomendasikan. Tapi jika ingin mengambil minyak atsirinya, sebaiknya distilasi uap saja (atau penyulingan).
Deletemas, mau nanya kalo ekstraksi-destilasi pake pelarut etanol 96% itu hasilnya lebih bagus pake daun jeruk purut segar atau daun jeruk purut kering?makasih
ReplyDeleteJeruk purut sebaiknya murni distilasi saja. Tak perlu pakai proses ekstraksi.
Deletemas, saya vita. mw tanya kalo maserasi oleoresin daun jeruk purut paling bagus pake pelarut apa mas? bahannya bagus yg kering ato yg basah?
ReplyDeletemakasi mas...
Dear Vita, daun jeruk purut memang mengandung oleoresinnya ya? Kalau minyak atsirinya, sebaiknya disuling atau didistilasi saja. In practice, terlalu rumit untuk melakukan maserasi atau ekstraksi.
Deleteslmt pagi,, mw tanya untuk daun jeruk nipis ada standar mutunya ga ya mas??
ReplyDeleteMinyak daun jeruk nipis blm ada standar mutunya untuk Indonesia (baca : SNI - Standar Nasional Indonesia).
Deleteslmt mlam mas..
Deletesaya mau nanya, kalau kandungan dari jeruk nipis ( limonoida) PkH bisa digunakan sebagai larvasida atau tidak ?
limonoida ini dari golongan triterpenoid( dr terpenoid yang juga merupakan penyusun minyak atsiri ), kira2 cara pemisahan yg baik untuk senyawa limonoid ini apa ya mas ??
mohon petunjuknya
Dear Anonymous, mohon maaf saya tidak bisa menjawa pertanyaan anda. Ilmu saya belum sampai ke situ...hehe. Silakan konsultasi dengan rekan2 yang berkompeten di bidang tersebut.
Deletemas,mau tanya kalo destilasi daun jeruk purut ratio antara bahan dengan pelarut paling baik dengan ratio berapa?
ReplyDeleteMas Oji, menurut saya sebaiknya utk jeruk purut jangan diproses menggunakan ekstraksi pelarut, tapi cukup menggunakan teknik distilasi saja (penyulingan). Teknik ekstraksi akan menyulitkan anda pada tahapan proses pemurniannya.
Deletemaksud saya jika diproses menggunakan destilasi air ratio antara air dengan bahan itu berapa mas?makasih
Deletesalam mas,,,cara mengambil minyak sereh dari daun sereh gimana mas ??? enaknya pake pelarut apa ??
ReplyDeletemohon informasinya mas...
punten mas Fer, saya harli mau nanya dikit neeh.... :
ReplyDeletegini mas, minyak atsiri jeruk nipis saya dapatkan lewat proses destilasi/penyulingan nehh !!
minyak atsiri jeruk nipis ini kan mau saya pakai sebagai larvasida alami dan pada aplikasinya saya harus masukin atau campurkan minyak atsiri j.nipis ini dengan palarut ( air ) hasilnya minyak sama air ini tidak saling bercampur.
yang saya tanyakan:
1. apa saya lakukan proses pengenceran minyak atsiri dengan heksan terlebih dahulu agar minyak atsiri ini dapat bercampur dengan air nantinya?
2. apakah heksan dapat merusak senyawa minyak atsiri jeruk nipis atau tidak ?
MOHON PETUNJUKNYA MAS FERY
maksiH sebelumnya
slmt mlm mas fery, sy mau tny. untuk ekstrak etanol, mgp bbrp peneliti menggunakan 96%? mgp tdk 70% saja? apa bedanya ya? kemudian setelah diekstrak etanol dan diuapkan. apakah boleh di encerkan dengan air? apakah bisa homogen atau kandungan yg sudah ditarik etanol justru akan larut karena air? kemudian bedanya pengecer menggunakan air dan dmso gmn? makasih mas.. mohon infonya =]
ReplyDeletemas tanya, untu pelarut dlm proses awal dri segi efisien baik hasil dan harga menggunakan pelarut apa ya? trus untuk menjernihkan minyak mawar yg berwarna merah pekat bisa tdk, memakai zat apa? terima kasih. juliansaputra83@gmail.com
ReplyDeletepermisi mas, saya mau tanya untuk memisahkan air dan lilin dari cairan ekstraksi bunga mawar dengan menggunakan pelarut alkohol caranya bgmn? saya mencoba pake pelarut awal alkohol bukan heksan tapi airnya banyak yg ikut..thx mhn informasinya mas ke juliansaputra83@gmail.com
ReplyDeletemas. mau nanya, kalo ngambil minyak atsiri bunga kamboja bagusnya pake metode apa??
ReplyDeletekalau kamboja kering (frangipani) mungkin bisa menggunakan distilasi uap biasa.
Delete