Friday, October 07, 2016

Tanaman Minyak Atsiri Mengandung Anetol

Beberapa hari yang lalu ketika saya mampir di sebuah rumah makan padang untuk bersantap siang, tiba-tiba saja terbersit sebuah ide untuk menulis di blog ini. Apa pasal? Yang pasti saya tidak akan membahas resep masakan padang atau mengelaborasi kenikmatan di baliknya. Ini blog tentang essential oil, sehingga yang dibahas pastinya juga tentang essential oil.

Begini, saat tangan ini berjibaku bersama nasi rendang dengan kecepatan tinggi (maklum saking laparnya dan tidak afdol rasanya menikmati hidangan masakan padang tapi kecepatan makannya rendah alias santai) tiba-tiba saja saya merasakan/menjamah sesuatu benda yang harum dan berbentuk bintang. Saya segera menyadari bahwa bumbu masakan ini menggunakan salah satu rempah yang dinamakan adas bintang. Nama lain dari adas bintang ini banyak, diantaranya adalah bunga pekak, bunga lawang, dan dalam Bahasa Inggris disebut star anise. Harumnya seperti minyak telon yang sering digunakan untuk meluluri tubuh bayi.

Biang keladi dari aroma sweet dan spicy ini adalah senyawa trans-anetol yang terkandung di dalam minyak atsirinya. Minyak atsiri ini dihasilkan dengan cara penyulingan/distilasi uap dari rempah kering ini. Kandungan anetol dari minyak adas bintang ini sekitar 85-90%. Dalam perdagangan minyak atsiri, minyak ini disebut star-aniseed oil. Produsen terbesar dari minyak atsiri ini adalah Vietnam dan China.
Selain adas bintang (Illicium verum), beberapa jenis minyak atsiri lainnya juga dikenal sebagai sumber anetol alami. Di Indonesia, minyak atsiri sumber anetol yang masih diproduksi adalah minyak adas manis (fennel oil) yang disuling dari biji adas kering (Foeniculum vulgare Mill. Var. Dulce) dengan kandungan anetol sekitar 75-85%. Di negara kita, tanaman famili Apiaceae/Umbelliferae ini banyak dibudidayakan di daerah Boyolali, Jawa Tengah. Di kebun saya (pavettia farm) juga terdapat koleksi tanaman ini.
Berikutnya adalah anis (aniseed) dengan nama latin Pimpinella anisum. Penyulingan dari biji anis akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut anise/aniseed oil dengan kadar anetol sekitar 95%. Tanaman yang termasuk dalam famili Apiaceae/Umbelliferae ini banyak dibudidayakan di Mesir dan negara-negara Mediterania Selatan (terutama Yunani dan Turki).
Tanaman lainnya yang minyak atsirinya juga mengandung anetol dalam jumlah signifikan adalah Clausena anisata. Mohon maaf, saya belum bisa menemukan nama Indonesia untuk jenis tanaman yang termasuk dalam famili Rutaceae ini. Situs wikipedia mengemukakan bahwa tanaman ini dibudidayakan juga di Indonesia (quote :  It is cultivated in Malaysia and Indonesia). Tanaman ini sebenarnya asli dari Afrika agian sub-sahara. Saya sendiri pernah melihat tanaman ini dalam sebuah kunjungan di kebun percobaan milik Balitro (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatik) di Solok – Sumatra Barat maupun di Cimanggu – Bogor. Tetapi untuk lokasi budidaya (seperti yang disebutkan pada Wikipedia) saya belum pernah menjumpainya (atau mendapatkan informasinya). Minyak clausena anisata (nama dagang minyak atsirinya pun belum jelas meskipun dalam beberapa sumber masih dinamakan sebagai “anise oil” yang dapat menimbulkan kerancuan dengan anise oil yang dihasilkan dari species Pimpinella anisum) dapat dihasilkan dari proses penyulingan bagian daunnya. Berdasarkan penelitian dari Balitro, minyak atsiri ini mengandung 85-92% anetol.
Species lainnya yang juga mengandung anetol tinggi (90%) adalah Syzygium anisatum atau juga disebut aniseed myrtle (tidak/belum ditemukan nama Indonesianya) yang merupakan tanaman asli Benua Australia. Minyak atsiri dari tanaman famili Myrtaceae ini dihasilkan dari proses penyulingan bagian daunnya.

Ada juga beberapa jenis minyak atsiri lain sebagai sumber anetol alami tetapi kadarnya tidak sebesar kelima jenis minyak atsiri yang telah saya sebutkan di atas diantaranya adalah sweet basil oil, champhor oil, licorice oil, dan magnolia oil.
Minyak atsiri dengan kandungan anetol tinggi ini sering diaplikasikan sebagai salah satu campuran minyak telon. Menurut Bahasa Jawa, telon (telu) artinya “tiga” sehingga minyak telon dapat diartikan sebagai campuran tiga jenis minyak yaitu minyak adas (fennel) atau minyak-minyak atsiri lain yang mengandung anetol yang tinggi, minyak kayu putih (cajeput), dan minyak kelapa (coconut oil). Yang ketiga ini bukan kategori minyak atsiri, tetapi minyak nabati yang fungsinya pada minyak telon sebagai “carrier oil” atau minyak pembawa. Nah, produsen-produsen minyak telon kemasan (pabrikan) tinggal memilih mana dari jenis-jenis minyak atsiri berbasis anetol di atas yang harganya paling murah dan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk mengakomodir kebutuhan bahan bakunya. Selain sumber anetol alami di atas, anetol juga dapat dibuat dari material-material lain secara kimiawi yang tentunya harganya akan jauh lebih murah daripada jenis-jenis minyak atsiri di atas.

Demikian, cerita di balik “nongkrong” di rumah makan Padang :)

No comments:

Post a Comment

Silakan memberikan komentar untuk tulisan ini.......