Wednesday, May 20, 2009

Tips Pemasaran Minyak Atsiri bagi pemula

Banyak pertanyaan baik via email, blog, maupun telp/sms yang masuk ke saya yang berkaitan dengan pemasaran minyak atsiri. Sebagian besar merupakan pemula atau bahkan awam di bisnis minyak atsiri. Saya bukan orang yang berpengalaman dalam bidang pemasaran minyak atsiri karena usaha kami saat ini bukan bergerak pada bidang perdagangan/trading minyak atsiri sehingga apapun jenis minyak atsiri bisa kami pasarkan. Kenalan atau mitra pembeli minyak atsiri memang ada beberapa yang bisa direkomendasikan (yg sebenarnya bisa anda dapatkan sendiri), tetapi tentu tidak semudah itu juga memasarkan apalagi minyak-minyak atsiri yang tergolong baru (alias tidak umum). Beberapa jenis minyak atsiri dibutuhkan strategi dan teknik pemasaran khusus.

Berikut beberapa saran dan trik yg sekiranya bisa saya sampaikan berkaitan dengan pemasaran minyak atsiri.
1.Produksilah jenis minyak atsiri yang bisa anda pasarkan, dan bukan jenis minyak atsiri yang bisa anda produksi (bahan baku melimpah di daerah anda).

2.Pastikan bahwa minyak atsiri yang anda produksi sudah memenuhi standar kualitas umum yang bisa dipasarkan dengan harga standar. Pastikan pula anda tahu kualitas minyak atsiri yang anda hasilkan..:)

3.Di website Dewan Atsiri Indonesia - DAI (www.atsiri-indonesia.com) ada banyak daftar eksportir minyak atsiri di Indonesia yang disertai dengan nomor kontak. Cobalah telpon satu persatu para eksportir tersebut dan tanyakan apakah mereka bisa menampung hasil produksi anda serta mekanisme-mekanisme lainnya

4.Kalau tidak puas dengan data pada web DAI di atas, datanglah ke perpustakaan Departemen Perdagangan RI khususnya BPEN (Badan pengembangan Ekspor Nasional), mintalah daftar para eksportir minyak atsiri dan hubungi mereka satu-persatu. Salah satu teman saya bisa mendapatkan sekitar 50-an alamat dan kontak eksportir minyak atsiri dari BPEN Departemen Perdagangan. Dari jumlah itu tidak semuanya masih aktif sebagai eksportir minyak atsiri. Jadi jangan gusar apabila anda telpon salah satu di antara mereka lau jawabnya,”Wah... maaf Pak, kita sudah lama tidak main minyak atsiri lagi”. Yang seperti ini kemungkinannya ada dua, yaitu memang benar-benar sudah tidak bermain atsiri lagi atau mereka sudah punya supplai tetap dan enggan untuk berhubungan dengan pemain-pemain baru (menutup kesempatan para pemain baru).

5.Masih tidak puas dengan data-data di atas, carilah lagi via om google. Jika dapat no kontak siapapun yg mau membeli minyak atsiri jangan sungkan-sungkan untuk melakukan kontak langsung untuk menanyakannya.

6.Banyak para pemula yang ingin langsung memasarkan minyak atsirinya ke eksportir padahal kapasitasnya belum memadai sehingga posisi tawarnya belum tinggi. Apalagi belum mengenal lebih jauh seluk-beluk bisnis ini. Mulailah dari pemasaran tingkat bawah (baca=pengumpul kecil) sambil belajar lebih jauh tentang pemasaran minyak atsiri dan memperluas jaringan pemasaran. Lambat laun pemain-pemain dan pelaku bisnis ini dapat anda petakan. Dan pada akhirnya anda bisa memperlebar jangkauan pemasaran anda tentu diikuti dengan kuantitas dan kontinyuitas supplai produk minyak atsiri anda.

7.Positioning dan Branding. Ini penting bagi anda yang merasa memiliki spesialisasi untuk jenis minyak atsiri tertentu. Teknik Branding butuh waktu, kesabaran, konsistensi, dan perencanaan yang baik. Contohnya: anda memutuskan untuk spesialis di bidang minyak sirih. Buatlah blog atau website khusus yang berbicara tentang seluk beluk minyak sirih. Atau bisa juga facebook dan sejenisnya. Buat juga tulisan-tulisan atau opini-opini (yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan) tentang minyak sirih. Pokoknya dimanapun dan kapanpun saat bercengkerama dalam khasanah minyak atsiri, ceritalah tentang minyak sirih. Lama-lama anda akan dikenal oleh khalayak sebagai pakar dan produsen minyak sirih sehingga para pembeli minyak sirih akan mengenal anda dan mungkin menghubungi anda tanpa anda harus bersusah payah mencari mereka.

8.Untuk beberapa minyak atsiri khusus, anda butuh usaha ekstra untuk mencari pemakai langsung (end-user), contohnya; usaha-usaha spa, aromateraphi, farmasi, kosmetika, jamu, balsem, obat gosok, sabun/deterjen, dll. Cari informasi sebanyak mungkin tentang target pasar anda lalu datangi atau berhubungan langsung dengan pemilik usaha tersebut atau yang mewakili (bagian purchasing).

9.Jika anda sudah memulai produksi, sampel cukup penting untuk mengenalkan produk anda ke calon pembeli. Bagi para pemula yang belum produksi memang agak sulit untuk menemukan pasar sebab biasanya calon pembeli selalu menanyakan sampel minyaknya. Ingat, banyak faktor yang mempengaruhi kualitas minyak atsiri. Dua orang penyuling yang menyuling dari sumber bahan baku sama, belum tentu menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang sama. Apalagi sumber bahan bakunya berbeda..:)

10.Pemetaan pasar penting, terutama supply and demand. Ingat bahwa permintaan minyak atsiri itu ada batasnya. Kalau dikatakan tak terbatas, itu isapan jempol belaka!! Saya pernah ditanya bagaimana mengenai pemasaran minyak pala yang kita produksi. Saya jawab,”Saat ini berapapun kita produksi selalu diambil oleh pembeli kita”. Bagaimana interpretasi anda membaca jawaban saya itu? Yang paham dengan bisnis ini tentu akan memiliki intrepretasi berbeda dengan teman-teman pemula atau masih awam dengan bisnis minyak atsiri.

11. Eh, satu lagi tapi tidak ada kaitannya dengan pemasaran. Jangan mudah terbuai oleh "angin surga" tulisan-tulisan tentang bisnis minyak atsiri yang dikatakan menjanjikan, mudah, keuntungan segudang, dll yang disertai dengan data-data yang menurut saya faktanya tidak seperti itu. Dalam bisnis apapun pengalaman, wawasan, dan jam terbang sangat menentukan keberhasilannya. Dalam minyak atsiri, yang sudah berpengalamanpun kadang-kadang masih suka “kejeblos”...hehe. Bisnis ini memang menjanjikan asal......bla...bla...bla...........

OK, keep your spirit.... Semoga tulisan ini bisa membantu teman-teman pemula atau awam di bidang minyak atsiri. Namanya juga usaha jadi butuh kesabaran, keuletan, kreativitas, kerja keras, komitmen dan totalitas, serta tentu saja semangat pantang menyerah.