Thursday, January 21, 2010

Diskusi tentang Minyak Mawar dan Melati

Diskusi ini diambil dari milis:
atsiri_indonesia@yahoogroups.com

From: ariantomulyadi@yahoo.com

Dear All,
Banyak dikatakan mawar & melati adalah raja & ratu wangi-wangian bunga. Di Indonesia masih banyak yang coba-coba membuat "minyak" mawar & melati dan kalau ditanya, terinspirasi dari Trubus.

Berikut sharing data output 2007 menurut majalah perfumer & flavorist Jan 2009:
Rose Oil/Concrete+ Absolute (kg)
1. Turkey: 2,400/1,400
2. Bulgaria: 1,500/2,500
3. Morocco: 0/1,400
4. China: 800
5. Iran: 300/0
6. Russia: 200
7. Ukraine: 200
8. Egypt: 0/80
9. India: 200/0

Jasmin concrete/absolute (kg)
1. Egypt 3,500/1,000
2. India 3,500
3. China 400
4. France 0/25kg

India juga memproduksi Sambac concrete 1,200kg & Tuberose concrete 750kg
Sementara Indonesia pada 2007 ditulis memproduksi (ton):
1. Patchouli Oil 1,100
2. Clove leaf 1,000*
3. Nutmeg 350
4. Citronella 250
5. Cajeput 100
6. Vetiver 80
7. Gurjun Balsam 50
8. Cananga 30
9. Cubeb 5
10. Sandalwood 5
11. Massoia 1.5
12. Agarwood 0.2

*tidak termasuk clove leaf oil yang dikonsumsi dalam negri untuk produksi turunannya
Mudah-mudahan info di atas bisa bermanfaat.

salam,
arianto


Berikut adalah adalah petikan iklan training 28 November 2009 yg diselenggarakan Trubus:
"Minyak asiri yang paling mahal? Salah satunya adalah minyak mawar. Di tingkat penyuling harga minyak mawar mencapai Rp75 juta - Rp 140 juta per kg. Sedangkan minyak melati mencapai Rp35 juta per kg...bla-bla- bla...Indonesia memasok 60% kebutuhan minyak asiri dunia...."

Mohon pencerahan, jenis mawar yang banyak ditanam di Indonesia yang mana ya?
-rosa damascena (Bulgaria, Turkey, Russia, Ukraine, India, Iran, Egypt, Morocco)
-rosa centifolia (France, Morocco)
-rosa bourbonica (India)
-rosa rugosa (China)
-rosa chinensis (China)
-rosa sertata (China)

Mau meluruskan saja pernyataan Indonesia memasok 60% kebutuhan minyak asiri dunia...
60% volume?...kalau output orange oil >50 ribu ton & cornmint oil >30 ribu ton per th... jelas pernyataan itu salah besar...
60% nilai?...perkiraan saya...di bawah 10%...

untuk Asia, Indonesia menempati urutan 3 setelah India & China...untuk dunia mungkin urutan ke 6 (masih ada Brazil & USA yg memasok lebih banyak baik dari segi volume maupun nilainya)

salam,
arianto
(senin lalu ditelepon penyuling pemula skala rumah tangga yg mau menawarkan minyak mawar & melati...kesulitan memasarkan)

mending ikut trainingnya bung Ferry...8-). ..beriklan di Trubus dong...


From : mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Mas Ari, mau menambahkan saja.
Kalau menurut saya, produksi minyak mawar atau melati utk menggarap segmen pasar lokal seperti spa dan aromateraphi masuk cukup terbuka. Memang skala nya tidak kg-kg atau bahkan ton, mungkin cuma ml atau oz saja. Menyesuaikan dengan besaran kebutuhan pasar dan tingkat ketersediaan bahan bakunya yg memang tidak banyak. Tidak seperti Bulgaria, Turki, atau Maroko yg dari dulunya memang dikenal produsen rose oil dgn kebun beribu2 hektar yg khusus utk produksi minyak.
Tinggal pertanyaannya adalah bagaimana si produsen bisa menciptakan brand image utk pasar-pasar seperti itu sehingga dia dikenal sbg produsen minyak mawar-melati oleh para pengusaha spa dan aromaterapi. Tentu hal ini butuh usaha ekstra, sistematis, dan yang paling penting adalah kesabaran. Yg namanya image branding tentunya bukan sesuatu yg instan kan? Belum lagi harus bersaing dengan pemain2 lama yg mungkin saja mendapatkan minyak tersebut melalui impor. Namanya juga usaha, pasti butuh kerja keras, ulet, sabar, dan kreatif....hehe.

Menurut (saya) lagi, kalau mau main minyak bunga2an utk pasar spa dan aromateraphi sebaiknya menciptakan image "specialis minyak bunga2an asli Indonesia – murni tanpa campuran"... .hehe. Dia produksi aneka jenis minyak bunga2an yg bahan bakunya diperoleh dari lokal2 saja, selain mawar-melati, ada tuberose (sedap malam), cempaka (champaka), kamboja (frangipani) , kenanga, ylang-ylang, lavender??? (ada nggak di Indo?), kantil, dll. Dengan menguasai pasar spa dan aromateraphi di Jabar saja kok rasanya sudah OK. Sekali lagi….. namanya juga usaha, jadi ya biasanya membutuhkan lika-liku, trial and error, jatuh- bangun, dll…haha.

Khusus publikasi training minyak atsiri, Mas Ari. Kami cuma lewat internet (blog, milis yg berkaitan dgn atsiri/pertanian, atau dari mulut ke mulut) saja. Artinya, kami tidak mengajak orang utk ayo ikut2an berbisnis atsiri. Kami memfasilitasi (sesuai dgn pengetahuan, pengalaman dan profesionalitas kami di bidang ini) bagi rekan2 yg (sudah) tertarik dan ingin mengetahui lbh lanjut tentang bisnis minyak atsiri dan romantikanya. [Paling nggak kalau dia gabung di milis ini atau baca blog saya, khan sudah ada ketertarikan di bidang minyak atsiri]. Kami jelaskan apa adanya di bisnis ini. Merasa masih tertarik dan menantang, silakan lanjut dan kami bersedia untuk menjadi partner diskusi selagi mengembangkan bisnis minyak atsiri ini. Merasa tidak sesuai dengan karakter/kepribadia n atau sumber daya yang ada, ya nggak gapapa juga. Itung2 dapat tambahan teman, wawasan, dan pengetahuan baru. Nggak langsung buru2 invest alat suling atau beli bahan baku karena hanya mendengar prospek bisnis ini hanya dari luarnya saja (dan digede-gedein pula)......hehehe.

Bisnis minyak atsiri, sama seperti bisnis-bisnis apapun. Selalu kembali lagi ke “sejauh mana jiwa dan mental entrepreneurship anda diuji”.

Salam,
-ferry-


From : don_febi@yahoo.de
Kang Ferry, mungkin perlu juga mulai mensosialisasikan minyak aromaterapi dari bunga2 lokal melalui media masa seperti koran dan majalah. Tidak perlu disinggung mana yg lokal dan import tapi dipersering saja dan alokasi bahasan lebih banyak untuk minyak bunga lokal dan untuk minyak impor sedikit saja dibahasnya. Coba kang Ferry mulai di koran lokal seperti PR dong, kan orang bandung udah pada rajin spa tuh :-)

Oh ya, mbak Miedha juga kan kelihatannya senang menulis. Puitis lagi he he he

Salam
Febi


From : Hawwaku_spa@yahoo.com
hahahahaaa.. ... kang febi jangan malu-maluin iihh...... ^_^
klo urusan puitis mah masih kalah atuuh ama master minyak atsiri kita, si kang ferry!

btw, saya setuju dengan mas ferry ttg market minyak bunga2an untuk spa dan aromatherapy, memang masih terbuka sangaaaaat luaaaass.... .........
karena kebanyakan rekan2 sesama pelaku usaha ini masih mengandalkan minyak2 import yang untuk mendapatkannya mesti inden dulu sampe sebulan lebih. sudah gitu kadang pake acara berebut pula karna jumlahnya ga banyak. dan karna suply dan demand yg sangat tidak seimbang, seringkali penjualnya bermain harga sampe gila-gilaan. saya sih sbg pelaku bisnis aromatherpay berharap lebih banyak penyuling indonesia yg terjun ke komoditi bunga2an ini. saya bersedia kok bantu memasarkan dg memanfaatnya network saya (hehe sambil menyelam minum air, dasar otak dagang!)

saya contohkan seberapa besar peluangnya. misalnya untuk 3 jenis minyak bunga2an, yaitu mawar, melati dan sedap malam. ketiga jenis bunga ini bisa dikatakan bunga wajib untuk ceremonial pernikahan adat jawa. setiap jenis perawatan pra-nikah selalu menggunakan minyak bunga-bunga ini. mulai dari massage oil, lulur sampe ratusnya. anda bisa bayangkan dalam sebulan saja ada berapa juta pasangan jawa yg menikah. itu baru adat jawa. belum lagi adat2 daerah lain yg juga pasti menggunakan minyak bunga2an sebagai bagian wajib dari ceremonialnya. dan kami seringkali kesulitan untuk mendapatkan minyak bunga2an yg sesuai, selain karna masih sedikit ketersediaannya, harganya juga masih sangat mahal.

contoh di atas baru untuk segmen market pernikahan. belum lagi untuk perawatan pasca melahirkan. berapa bayi lahir setiap hari? belum lagi untuk baby spa yang kini mulai bermunculan di kota2 besar. juga untuk daily treatment... .

maaf, saya bukannya mau memprovokasi. ini hanya sebuah gambaran saja tentang besarnya peluang lokal yg ada dan belum tergarap maksimal. mungkin dengan menangkap peluang ini, beberapa rekan penyuling yg bergerak pd komoditi tertentu yg dibutuhkan untuk spa & aromatherapy tidak harus mengandalkan eksport, atau setidaknya bisa di'share, sebagian tetap untuk export spt biasa dan sebagian sisanya untuk pasar lokal. dengan menggarap pasar lokal ini margine-nya juga bisa lebih besar karena langsung ke end user. selain itu perputaran cashflow'nya juga lebih cepat.

nah, mungkin ada yg mau menambahkan?
smoga bermanfaat,

Miedha


From : martsiano@yahoo.com
salam semuanya.... numpang sharing
mawar di Indonesia yang paling banyak adalah jenis alba maxima, holland dan rugosa, karena sudah dibudidayakan sejak zaman kolonial. Sedangkan untuk damascena dan centifolia mash sedikit dikembangkan, sepengetahuan saya baru dikembangkan di ponorogo (pak Han,) dan lembang (pak beni).

Kebanyakan bunga mawar digunakan sebagai bunga potong atau bunga adat istiadat dan tabur. untuk industri masih sangat jarang. pernah saya tanyakan ke balai tanaman hias di cipanas tentang damascena, mereka malah tidak tahu terus di oper ke balittro yang sama tidak taunya juga.

untuk pasar kami memang masih menggaet pasar lokal,khususnya pasar spa dan pembuat lulur. tidak banyak sih kebutuhannya, paling banter 100 mL itupun untuk 3 - 5 bulan, karena penggunaanya masih terbatas. Untuk harga sendiri nggak sampai semahal yang dikatakan sama trubus, bahkan damascena yang paling dicaripun hanya kisaran 50 jutaan.

untuk mbak miedha, kalo butuh mawar alba atau jasmine sambac nanti tak bikinin nggak lebih dari sebulan mbak. ya butuh 1 mguan lah, btw 100 mLnya jadi? hehehe.

bunga yang kedua adalah jenis melati, di daerah jawa tengah sudah berkembang jenis sambac (pantai) dan gambir (gunung), kendalanya rebutan dengan perusahaan teh. yang ketiga sedap malam, namun masih sedikit sekali yang budidaya kalo ini ada dua jenis yang roro anteng sama mexican single. kalo yang saya produksi jenis mawar alba sama jasmine sambac.

banyak sekali pensiunan yang datang gara2 membaca dan ikut pelatihan trubus, terjebak seakan - akan memproduksi minyak kembang mudah seperti ilustrasi di majalah tersebut yang menggunakan magic jar (sempet ketawa baca artikel ini). Padahal untuk menghasilkan 3 -5 mL minyak mawar diperlukan 10.000 kuntum mawar segar, sekarang kita asumsikan 1 Kg bunga mawar terdapat +/- 600 Kuntum bunga, maka 10.000 kuntum/600 kuntum = 16.666 Kg bunga mawar. Untuk menciptakan setetes minyak mawar aja buth 16 Kg bayangkan hanya 3 - 5 ml, bagaimana kalau seliter? kira - kira butuh 3.2 ton. kalo dibandingin dengan yang pakai magic jar maka bukan minyak yang didapatkan tapi air sulingan bunga mawar yang memang laku dijual 29ribu per 2 liter, kegunaanya mungkin mbak miedha bisa menjelaskan.

tolong dikoreksi kalo ada yang salah.

maturnuwun


From : ariyantomulyadi@yahoo.com
mohon pencerahannya untuk pasar aromatherapy. ..untuk marketnya yg luaaaassss.. ..
massage oil: bukankah kandungan minyak atsiri kurang dari 3%? sisanya (mungkin) coconut oil dan sejenisnya.. .
lulur: yang saya tahu, untuk skala industri bermerek, sebagian besar pakai "fragrance compound" untuk memberikan wangi-wangian yang harganya "belasan USD/kg" saja...
ratus: mohon info lebih lanjut mengenai ini...
andaikan pun yang dijual di spa-spa....misal "jasmin oil" dalam botol 10ml...itu 100% asli...kalau harga jasmin absolute anggap Rp30juta per liter...berarti isi cairan dalam botol kecil itu Rp300 ribu...kalau ditambah keuntungan, kemasan, biaya pemasaran... 1 botol kecil nggak mungkin dijual di bawah rp500ribu per botolnya...mau beli?

dengar-dengar minyak kayu putih yang diklaim 100% minyak kayu putih pun sudah dicampur minyak terpentin, eucalyptus dll...kalau 100% asli...wah output minyak kayu putih di Indonesia pasti ribuan ton deh per tahun...

setuju bahwa bunga melati melimpah terutama di jawa tengah dan banyak dipakai bukan hanya di upacara adat (kawin, kematian)... tetapi juga diminum (teh melati)...oleh karena itu, apakah industri concrete/absolute- nya bisa bersaing dalam mendapatkan bahan baku yang berharga "feasible"?. ..pabrik teh-nya aja sudah banyak yang beralih bukan pakai melati karena "sustainability" melati mulai diragukan (daya dukung alam tidak cukup untuk memenuhi permintaan industri)...

salam,
arianto

mas Ano, matur nuwun untuk pencerahannya. ..mungkin yang lebih laku "air mawar" nya itu kali ya?


salam,
arianto


From : martsiano@yahoo.com
Pak Ari,
kalo minyak melati atau mawar yang dibotol kecil yang dijual 20ribuan di spa - spa itu sintetis, biasanya campuran dari alkohol, benzyl acetate dan beberapa komponen lainnya.

sedangkan penggunaannya di lulur, body butter, lotion paling hanya 3 - 5 tetes saja (lebih tepatnya kurang tahu, karena masing -masing produsen lulur punya formulasi sendiri2). untuk minyak pijet, minyak zaitun 250 mL hanya dicampur 3 tetes (pipet tetes) minyak mawar. jadi penggunaanya memang sedikit sekali (mbak miedha lebih berpengalaman untuk formulasinya) .

minyak mawar biasanya bisa diganti sama sintesa dari minyak sereh wangi terutama geraniolnya dengan proses hidrogenasi kalo ndak salah.

Kalo air mawar setahu saya di produksi oleh 2 produsen dari semarang ( saya liat produknya di toko kosmetik mutiara jalan Dr. Soetoma apa Soepomo ya, di bawah jembatan layang Lempuyangan) lumayan juga banyak yang order. terus mbak Raras giri wangi saya dengar juga jual air sulingannya.

bukan pencerahan pak ari, cuma share yang saya jalani aja hehe


From : Hawwaku_spa@yahoo.com
dear mas ari...
untuk formula massage oil berbeda-beda antar tiap produsen. mungkin ada yg cuma 3% ato lebih, tergantung fungsinya. walau pun sedikit scr prosentase, tp klo kebutuhan massage oil itu sangat besar kan lumayan.... setidaknya rekan2 yg mungkin kapasitas produksi minyak bunga2an ini belum bisa besar karna berbagai faktor, bisa dapat margine lebih karna dijual lgsg ke end user.

lulur / body scrub di pasaran memang sebagian besar hanya menggunakan fragrance, karna yg diambil hanya wanginya. secara fungsi mereka (maaf) banyak yg sekedar terasa kasar di kulit. kecuali lulur branded yg memang terasa ada kandungan ess oilnya dalam kadar tertentu. cuma untuk beberapa tempat spa ada yg masih memegang pakem2 spa aromatherapy. dan tetap menggunakann ess oil murni sekali pun dlm jumlah kecil karna mahalnya.... sekedar info, penggunaan ess oil dlm aromatherapy bukan cuma sekedar untuk dapet wangi loh. aromatherapy bukan cuma bicara ttg aroma saja, tp efek terapiknya itu sangat penting. dan hanya dg ess oil hal itu bisa didapet.

ratus itu rempah-rempah yg dicampur dg beberapa jenis minyak. dia dibakar.... trus asapnya dipake untuk mengasapi tubuh, rambut sampe (maaf) daerah V.

kemudian untuk dijual eceran di spa, belum pernah saya temui yg dijual absolut. memang selalu dicampur dengan carier oil. karna sekali lagi kita tau, harganya sangat mahal. untuk menyiasati itu biasanya saya jual dlm bentuk ramuan, misalnya ramuan untuk relaksasi, refresh dll. shg penggunaanya bs dicampur dg minyak2 lain yg harganya lebih murah. harga jualnya pun lebih terjangkau. klo saya jual per 10 ml'nya 150 ribu.
tenang.... selalu ada cara untuk menyiasati segalanya. yg penting khasiatnya tetep dapet.

untuk minyak kayu putih yg saya tau juga dicampur, termasuk minyak tawon yg terbuat dari citronella oil. karna penggunaan ess oil terutama yg lsgs bersentuhan dg kulit memang HARUS diencerkan dulu. beberapa jenis kulit manusia tidak tahan dg sifat ess oil yg pekat dan panas. selain itu ess oil sangat mudah diserap oleh jaringan lipid (lemak). tanpa pengenceran justru bisa merusak jaringan lipid tersebut. jadi klo minyak angin, minyak kayu putih, minyak tawon ato sejenisnya dicampur dg bahan2 lain, yaa memang semestinya begitu. itu lah kenapa ess oil di dlm massage oil penggunaannya ga boleh terlalu banyak, karna merata ke seluruh tubuh bahkan wajah.

untuk melati memang beberapa temen produsen minyak ini mengeluhkan hal yg sama, yakni bahan baku. tp saya rasa itu adl masalah semua penyuling. ketersediaan bahan baku memang sangat tergantung pd alam. tp bukan tidak mungkin untuk diusahakan. betul tidak ???

smoga bermanfaat !

salam,
miedha


From : hawwaku_spa@yahoo.com
minyak bunga2an terutama mawar dan melati yg biasa di jual di pasaran sebagian memang menggunakan sintesis, terutama yg produk murah meriah dari bali tuh (rada sebel juga, menodai kesakralan aromatherapy) hehe... tapi untuk spa2 berkelas yg memang mencari khasiatnya tetep memerlukan minyak2 absolutnya, sekali pun dlm jumlah kecil.

untuk formulasi produk2 spa memang jg tdk byk penggunaannya. tp klo bisa kita liat kapasitas produksi mereka besar looh.... tinggal ketelatenan kita aja untuk mengajukan penawaran ke mereka.

untuk minyak mawar scr aromatic mungkin bisa digantikan. tp secara functional tetep belom tergantikan. ess oil itu unik, sekali pun fungsinya mirip, penggunaannya bisa beda. untuk air mawar, sejauh ini masyarakat tau'nya pelarut lulur itu ya air mawar. padahal sebenernya bisa juga menggunakan air kondensat yg lain, bahkan lebih baik karna bisa disesuaikan dg jenis kulit yg berbeda. klo air mawar mmg lebih aman karna bisa untuk semua jenis kulit. tp why not untuk dicoba penggunaan air kondensat dr komoditi yg lain. saya kan sempet mengotak-atik ttg air kondensat ini, terutama yg dari pala. hasilnya baru bisa untuk body scrub sementara ini. dan saya sedang dlm uji coba untuk produk2 yg lain.

mohon doanya.....
trima kasih


From : arvie7358@yahoo.com
kalo air pala apa bs angsung di kemas atau perlu proses tertentu baru layak di kemas dan di perjual belikan dalam kemasan?

mohon pencerahaannya ^^


From : hawwaku_spa@yahoo.com
Untuk air kondensat yg terpenting sebelum diperjual-belikan adalah dijaga kehigienisannya. Wadah penampungnya harus bener2 dipastikan bersih !!
Saya pernah baca salah satu buku, dikatakan klo di luar negeri air kondensat dijual langsung tanpa proses apa pun lagi. Tapi penting dikuasai ttg khasiat dari minyak yg terkandung dlm air kondensat tersebut. Sehingga bisa tepat guna dan khasiatnya bener2 terasa oleh customer.

Cuma karna penggunaan air kondensat untuk treatment belom sepopuler air mawar, maka butuh edukasi market. Kecuali kita bisa memberikan positioning yg tepat terhadap produk tersebut. Bagaimana pun memulai sebuah inovasi mmg butuh kerja extra dan konsep yg jelas. Selamat mencoba !

salam,
Miedha


From : mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Mas Ano, thanks udah share. Biar jadi jelas mengingat sampeyan produsen minyak kembang2an ini. Terusin aja, pokoknya kalau ada yg pesen2 minyak2 kembang langsung tak kasih no Hp mu...hehe.

Pengalamanmu sama seperti pengalamanku akibat publikasi minyak bunga2an yg bombastis bbrp waktu lalu oleh majalah xxxxxx (kalau nggak disensor nanti ke UU ITE kayak kasus Prita....hehehe) . Aku juga mau ketawa waktu diilustrasikan bikin minyak melati cuma pakai majic jar saja. Saya pernah coba utk jamine pakai soxhlet extraction, cuma 100 gr aja. Dapat concrete-nya aja cuma secolek, apalagi absolutenya. Mungkin nggak kelihatan. Itu melati yg rendemennya sekitar 10 kali lipat mawar. Apalagi minyak mawar yg rendemennya cuma 0.02-0.03% saja. Proses 1 kg bunga, (bener kata sampeyan) blm tentu juga dapat absolute-nya. Terus, kok gak ada sistem vakum-nya juga. Aroma2nya bisa ngaco kalau suhunya nggak diperendah dgn pemvakuman.

Yg telepon saya atau ngajak konsultasi mau bikin minyak bunga2an juga seabrek2. Kebanyakan mau dijadikan usaha sampingan (rumah tangga). Saya cuma skak di bahan baku saja. Mau dapat drmn bahan baku mawar atau melati dalam keadaan fresh bgt. Dan jumlahnya nggak tanggung2, butuh sekian ton mawar hanya utk dapatkan 1 kg minyak. Malah ada yg bilang, "Bisa dibeli kok Pak di pasar bunga Rawabelong - Jakarta. Kebetulan saya suka pesan bunga di sana ?????". Nah lho??

Salam,
-ferry-


From : mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Lha iya, Jeng. Di pameran2 saya lihat sebotol isi 5 ml, minyak bunga2an cuma dijual 5000-10000. Mulai dari melati, mawar, sedapmalam, kantil, kenanga, kamboja, cempaka, ylang2, dll. Kalau dilihat dari harga minyak alaminya yg mahalnya selangit (terutama mawar, mekati, dan sedapmalam), udah pasti yg dijual2 botolan kecil2 itu sintesis bgt.

salam,
-ferry-


From : martsiano@yahoo.com
hehehe matur nuwun kang,
juga mau kasih info tiap varietas bunga pun akan menghasilkan kandungan yang beda, bahkan dari jenis mawar. contohnya damascena dan alba kalo di damascena ada B-damascenon sama B-ionone kalo di alba ndak ada. nah sementara kalo di rawa belong nggak jelas varietasnya.


From : use_liena@yahoo.com
Waduh..makin seru ney diskusinya.. ikut nimbrung lg ya..
Pertama-tama aku ingin mensupport Jeng Miedha untuk usahanya yang ingin merubah mindset masyarakat mengenai definisi "aromatheraphy" . Jangan sampai mereka dibodohi dengan produk2 yang katanya bisa untuk aromatheraphy. . Emang sey..harus extra kerja keras utk merubah itu..manakala ketika kita menggunakan essential oil murni yg harganya selangit (ex. minyak bunga2an yg notabene disukai masyarakat). Tapi sebetulnya aroma spices juga enak lho kalo kita bisa meramunya dengan baik...bener gak Jeung?? (lg pengen ikut2an mba miedha juga ney memberikan edukasi kpd masyarakat kalo dengan aroma2 tertentu murni ess. oil bisa menghasilkan aroma yg enak dan pastinya tidak akan menodai kesakralan aromatheraphy >>

Oia, mau nanya juga ney... kalo fragrance itu dibuatnya dr apa y?? Saya pernah diberitahu katanya fragrance itu berasal dr campuran ess.oil dengan persentase yg sgt sedikit dengan aroma chemical yg sejenisnya.. . trus kalo aromachemical sendiri dr apa?? berarti kalo kita pake fragrance untuk bahan campuran produk2 kecantikan tetep ada efek terapinya donk walopun cuma sedikit, karena msh ada ess.oilny jg. bener gak ya??? Apa ad jg yg dr sintetis?? Trus..kalo kita menggunakan wangi2an yg katanya utk aromatherapy padahal "boong", apakah akan menimbulkan residu yg berbahaya dlm tubuh kita kalo kita menghirup terus menerus wangi2an itu?? atau cuma numpang lewat aj??? Walahhhh..kebanyaka n nanya euy..tp bener ney butuh pencerahannnn. ...

nambahin dikit lg ya..
kalo utk bahan baku minyak bunga2an di Indonesia, ex. melati, dari beberapa orang yang datang ke kantor DAI yang mencari informasi dan arahan dr DAI utk potensi pasar dan teknologi proses pembuatan minyak melati, mereka bilang punya puluhan hektar kebun tanaman melati, bahkan ada satu orang yg bilang punya 1000 hektar kebun tanaman melati di daerah Batang-Purwokerto. Range harga bunga melati cukup besar, fluktuasinya sangat tajam mulai dari 10.000-200.000/ kg... Deg2an bgt tuh kalo ada org dateng ke kantor DAI, takut salah ngomong, takut salah kasih arahan.. Yahhh..ku bilang aj sejauh ini untuk minyak melati, pasarnya masih terbatas utk Spa dan Aromatheraphy, utk ekspor aq gak tahu..hehe.. . Kalo masalah teknologi proses mah..cingcai. .banyak ahlinya di DAI, ada Master Ferry, Pak Ketaren, ada juga Mas Ano, yg mudah2an mau berbagi dengan calon pesaingnya.hehe. ...
Udah dulu ya.. mohon pencerahannya ya bagi yg mengetahui hal2 yg kutanyakan tadi???

Makasih...
Yuslina


From : hawwaku_spa@yahoo.com
Dear Yuslina...
Tengkyu supportnya ya, honey... Bantuin juga dong untuk mengedukasi masyarakat ttg makna aromatherapy sebenernya. Ga mungkin aku lakuin seorang diri. Klo dilakukan bareng2, akan lebih cpt berhasil. Misalnya, kmu bisa bikin banner2 ato tulisan dinding di tokomu yg di Botani Square itu. Pesan2 ttg aromatherapy bisa disampaikan dg media tsb, shg klo ada customer datang dan baca tulisan itu setidaknya pemahaman ttg aromatherapy bs diluruskan. Juga smua pegawai di store'mu mesti paham. Dan sambil melayani customer, skalian mengedukasi mereka. Gimana, sanggup kan??? Oya, mulai lebih digencarkan untuk promosi ess oil lokal ya, jeng... Yg spicy enak jg kok klo bisa meramunya dg tepat.

Mengenai fragrance ada yg lbh punya kapasitas untuk menjelaskan. Cuma dari sedikit yg aku tahu, fragrance dibuat bener2 sintetik entah dari komponen kimiawi apa (mas ferry lbh bs jelasin). Hanya parfum2 mahal yg mmg dibuat dr ess oil, tp sdh mengalami proses tertentu untuk memilah komponen2nya shg menghasilkan titik aroma yg dikehendaki. Ttg apakah dg begitu efek terapiknya masih ada, ya tergantung jg. Jika dlm proses tersebut masih menyisakan komponen yg berperan aktif dlm memberi efek terapik dari ess oil'nya, maka efek terapik masih bisa dirasakan. Walau pun mgkn dg hasil yg sedikit berbeda dibandingkan dg penggunakan crude ess oil.

Mengenai apakah ada efek negatif penggunaan fragrance untuk inhaler, sejauh ini belum pernah aku temui. Hanya saja sering kali customer mengeluh pusing setelah menghirup aromatherapy "bo'ong" tersebut adl lebih dikarenakan penggunaan alkoholnya yg berlebih. Atau jenis alkoholnya yg kurang bagus. Setiap merk/jenis alkohol menghasilkan efek aromatic yg berbeda, biar pun cuma beda2 tipis. Nanti klo sudah sering meramu, lama-lama kmu bisa bedakan. Aku juga masih terus belajar kok...

Sukses ya, jeng....
Salam,
Miedha


From : ariantomulyadi@yahoo.com

Yuslina,
Tidak semua yang alami/natural itu baik dan bagus bagi tubuh...ada yang beracun & ada pula yang menimbulkan alergi, menyebabkan kanker dsb...

Demikian pula tidak semua yang tidak alami (sintetis atau artifisial) itu tidak baik bagi tubuh...

Oleh karena itu di Eropa dan banyak negara maju diterapkan berbagai regulasi yang ketat pemakaian segala macam bahan baku baik yang alami maupun yang tidak. Aturan ini selalu berkembang dan berubah.

Fragrance (wangi-wangian) itu awal muasalnya alami (natural)... namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. ..khususnya pada akhir abad 19...manusia mulai mengetahui adanya gugus kimia dalam bahan alami yang bertanggung jawab terhadap "bau" maupun "khasiat" dan dalam 100 th terakhir banyak sekali penemuan/penelitian (beberapa ilmuwan yang bekerja di perusahaan fragrance bahkan beberapa diantaranya dapat Nobel karena penemuannya tsb...yang saya tahu pasti dapat nobel adalah 2 ilmuwan dari Firmenich & Takasago)

Raw material fragrance ada 5 ribuan jenisnya...beberapa ratus jenis di antaranya adalah tergolong minyak atsiri....raw material selain dari minyak atsiri di dapat dari turunan minyak bumi dan gas hidrokarbon. ..turunan terpentin, cedarwood oil, dll.

Kalau mau lihat "contoh" formula fragrance kan ada di library website DAI...

Sebuah perusahaan besar di bidang fragrance bisa memiliki koleksi ribuan jenis komposisi fragrance... baik yang murah sampai yang mahal...tergantung komposisi dan pemakaiannya. ...
Industrial Fragrance (dipakai pada produk cuci-cucian, mandi, dsb...)
Fine Fragrance (minyak wangi)

Aroma therapy termasuk yang mana ya?... kategori tersediri nih...


salam,
arianto



Saturday, January 09, 2010

MINYAK ATSIRI dari keluarga JERUK-JERUKAN (CITRUS FAMILY)

Dari sekian ratus jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di dunia, mungkin menurut saya keluarga tanaman yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri adalah keluarga jeruk-jerukan (genus Citrus). Sambil iseng menghabiskan waktu, saya mencatat ada sekitar 12 jenis minyak atsiri dengan nama dagang berbeda yang diproduksi dari tanaman famili Rutaceae ini (mungkin lebih dari 12 jenis, dan bila pembaca mengetahui yang lain silakan berbagi informasi di blog ini). Sayangnya, meskipun negara kita mengenal beranekaragam varietas jeruk namun hanya satu jenis minyak atsiri jeruk ini yang sudah diproduksi di Indonesia, yaitu minyak daun jeruk purut atau nama kerennya kaffir lime oil. Saya belum tahu sebabnya mengapa bisa demikian.

Beranekaragam minyak atsiri jeruk-jerukkan tersebut diambil baik dari bagian daun, bunga, maupun kulit buahnya (fruit peel). Sedangkan proses pengambilan minyaknya dengan cara pengepresan dingin (cold expression) untuk bagian kulit buahnya, distilasi uap (steam distillation) untuk bagian daunnya, dan distilasi air (water distillation – sistem rebus) untuk bunganya.

Berdasarkan data terakhir yang saya baca, minyak jeruk manis (sweet orange oil) merupakan minyak atsiri yang paling banyak di produksi di dunia (baca isi blog saya yang berjudul: Top 20 essential oil in the world). Nilai impor minyak jeruk-jerukan (terutama sweet orange oil) negara kita sangat tinggi yang terutama digunakan sebagai pewangi dan perisa makanan. Sebenarnya potensi aneka jenis minyak ini di Negara kita sangat besar mengingat keanekaragaman varitas jeruk yang kita miliki. Seyogjanya, untuk keperluan-keperluan yang membutuhkan minyak ini dalam skala kecil seperti untuk spa, aromaterapi, industri pewangi dan sabun skala UKM dapat diusahakan sendiri sehingga kita tidak perlu lagi mengimpornya.

Untuk lebih memperjelas pembaca, berikut saya sampaikan ke-12 jenis minyak atsiri dari tanaman jeruk-jerukkan. Siapa tahu ada dari kalangan penggemar minyak atsiri yang memiliki pasar untuk minyak atsiri tersebut dan pembaca lain yang memiliki sumber bahan bakunya sehingga bisa terjalin satu kerjasama untuk menambah satu lagi perbendaharaan minyak atsiri kita. Tentu disertai dengan photo-photo yang saya cukil dari beberapa situs dunia (catatan: karena saya tidak memiliki koleksi photo pribadi maka saya tampilkan website tempat photo tersebut diambil)

1. Sweet orange oil (Citrus sinensis) -> Negara produsen utama : Brazil dan USA
Minyak ini diambil dengan cara pengempresan dingin dari kulit buahnya. Juga bisa dilakukan proses penyulingan uap yang akan menghasilkan rendemen maksimal tetapi kualitas minyaknya rendah akibat dekomposisi oleh panas. Rendemen minyak berkisar antara 0.3% – 0.7% (berdasarkan berat buah jeruk)

2. Lime oil (Citrus aurantifolia) --> Negara produsen utama : Meksiko, Peru, Brazil, India, Argentina
Dihasilkan dari pengepresan dingin kulit buahnya. Juga bisa dilakukan proses penyulingan sari buahnya. Buah jeruk limau diambil sari buahnya dengan cara diparut, lalu sari buahnya disuling. Rendemen hasil penyulingan antara 0.2% - 0.35% (berdasarkan berat buah segar)

3. Lemon oil (Citrus limon) --> Negara produsen utama : Italia, Spanyol, dan USA
Diambil dari bagian kulit buahnya dengan cara pengepresan dingin maupun penyulingan uap. Tetapi jika digunakan penyulingan uap akan menghasilkan minyak dengan kualitas rendah. Rendemen minyak berkisar antara 0.35% - 0.65% (berdasarkan berat buah lemon).

4. Kaffir lime oil (Citrus hystrix) --> Malaysia, Indonesia, Thailand
Diambil dengan cara penyulingan uap daun (+rantingnya). Rendemen berkisar antara 0.5% - 0.8% (berdasarkan berat daun segar) selama sekitar 4 jam.

5. Mandarin oil (Citrus reticulata) --> Negara produsen utama : Italia dan Brazil
Diproses dengan cara pengepresan dingin bagian kulit buahnya. Rendemen berkisar antara 0.3 – 0.7% (berdasarkan berat buahnya).

6. Tangerine oil (Citrus tangerina), varitas lain dr citrus reticulata --> Negera produsen utama : Brazil, USA, Thailand
Diproses dengan cara pengepresan dingin bagian kulit buahnya. Rendemen berkisar antara 0.09 – 0.2% (berdasarkan berat buahnya).

7. Neroli oil (minyak bunga jeruk jenis (Citrus aurantium) --> Negara produsen utama : Tunisia, Perancis, Italia
Minyak ini diambil dari bagian bunga jeruk pahit. Diproses dengan teknik penyulingan air (sistem rebus) mengingat apabila dilakukan system uap maka antara bunga satu dengan bunga yang lain akan saling menempel dan membentuk gumpalan sehingga uap akan sulit terdistribusi merata di dalam ketel suling. Rendemen minyak berkisar antara 0.07% - 0.12% (berdasarkan berat bunga segar).

8. Petitgrain oil (minyak daun jeruk jenis (Citrus aurantium) --> Negara produsen utama : Italia, Spanyol, Perancis, Afrika bagian Utara, Paraguay and Haiti
Diproses dengan cara penyulingan uap dari daun jeruk pahit selama 2 - 3 jam dengan rendemen berkisar antara 0.2% - 0.3% (berdasarkan berat daun segar).

9. Bitter orange oil (minyak kulit jeruk jenis (Citrus aurantium) --> Negara produsen utama : Italia, Brazil, USA, Spanyol, Maroko.
Dikenal sebagai minyak jeruk pahit (Orange Bigarade Oil) yang diambil dengan cara pengepresan dingin dari kulit buahnya. Rendemen berkisar natar 0.15% - 0.33%.


10. Grapefruit oil (Citrus paradisi) --> Negara produsen utama : USA, South Africa, Brazil and Israel.
Diambil dengan cara pengepresan dingin bagian kulit buahnya. Rendemen sangat kecil hanya berkisar antara 0.06% - 0.085% (berdasarkan berat buah segar)


11. Bergamot oil (Citrus bergamia) --> Negara produsen utama : Italia
Minyak bergamot diambil dengan cara pengepresan dingin bagian kulit buahnya. Rendemen minyak berkisar antara 0.45% - 0.65% (berdasarkan berat buah segar)

12. Yuzu oil (citrus junos) --> Negara produsen utama : Jepang
Minyak yuzu diambil dengan cara pengepresan dingin bagian kulit buahnya. Rendemen minyak berkisar antara 0.09% - 0.12% (berdasarkan berat buah segar)