Monday, November 19, 2007

SECARIK WANGI DI MALINGPING - KAB. LEBAK

Sabtu-Minggu (18 – 19 Nov 2007) saya ditemani rekan Awal Ramadhan (adik kelasku di Teknik Kimia ITB angkatan 2000 yang mengabdikan diri pada kayu massoi di Papua yang mungkin sebentar lagi akan jadi penyuling kayu massoi) memijakkan kaki di belahan Selatan Propinsi Banten, yaitu Malingping. Apa yang menarik di Kecamatan Malingping – Kab. Lebak, Banten? Kalau sudah masuk ke blog ini, dapat dipastikan yang menarik bagi saya bukanlah karena tempat ini santai, damai, dan jauh dari kesan "terburu-buru" seperti lazimnya kehidupan di kota-kota besar tetapi sebuah potensi besar minyak atsiri yang sudah dikembangkan oleh Perum Perhutani KPH Banten beberapa tahun silam, yaitu minyak ylang-ylang. Kecamatan Malingping memang cukup jauh dijangkau, kami menumpang bis AKAP dari Bandung menuju terminal Pakupatan-Serang lalu dilanjutkan dengan menumpang elf (sebuah angkutan umum yang dikenal sopirnya selalu ugal-ugalan dan sering ngetem) selama kurang lebih 3,5 jam. But it's no problem, yang penting happy...hehehe. Di sana kami diterima oleh Asper BKPH Malingping - Kang Avid Septiana yang sebelumnya sudah sering berkorespondensi via email (friendster tepatnya) mengenai romantika suling-menyuling ylang-ylang milik perum Perhutani ini.

Apa itu ylang-ylang? Kalau dilihat dari photonya mirip dengan kenanga yang selama ini banyak dijumpai sebagai tanaman pagar di halaman rumah. Tapi jangan salah, kedua tanaman itu berbeda. Ylang-ylang memang masih keluarga dengan kenanga. Nama latinnya saja Cananga odorata forma genuina. Tetapi ylang-ylang ini berbeda jenis dengan kenanga yang ditanam sebagai tanaman pagar baik dari sisi penampakan luarnya maupun kegunaannya. Di Indonesia sendiri dikenal dua jenis minyak atsiri yang berasal dari keluarga kenanga. Yang pertama adalah ylang-ylang oil dan yang kedua cananga oil. Cananga oil dihasilkan dari penyulingan bunga kenanga dari jenis Cananga odorata forma macrophylla. Pohon kenanga ini jauh lebih besar daripada kenanga ylang-ylang dan bisa mencapai ketinggian 30 – 35 m, sedangkan ylang-ylang 10 – 20 m saja.

Sejauh pengetahuan saya, baru Perum Perhutani lah yang mengembangkan ylang-ylang oil pada skala komersial di Indonesia. Produsen utama minyak ylang-ylang dunia adalah Madagasdar, Pulau Komoro, dan Pulau Reunion. Dahulu philipina merupakan produsen besar tetapi saat ini sudah tersusul oleh kedua negara tersebut akibat kurang baiknya sistem peremajaan kebun ylang-ylang di negara tersebut. Sedangkan daerah-daerah seperti Blitar dan Boyolali adalah penghasil cananga oil. Dari sisi harga, minyak ylang-ylang lebih mahal daripada minyak kenanga yaitu hampir dua kali lipat. Hal ini disebabkan dari sisi kualitas, kadar ester minyak ylang-ylang jauh lebih tinggi dari minyak kenanga. Dari wanginya saja, saya sudah bisa membedakan bahwa bunga ylang-ylang memiliki aroma yang lebih kuat dan lembut dibandingkan dengan bunga kenanga.

Bertanam ylang-ylang ternyata tidak sulit. Bibit bisa diperoleh dari persemaian biji maupun anakan yang terdapat di sekitar pohon induk. Jarak tanam biasanya 6 x 6 m sehingga dalam 1 ha lahan dibutuhkan sekitar 270 bibit. Dalam waktu 3-4 tahun pohon ylang-ylang sudah bisa dipanen bunganya untuk disuling. Dari sisi produktivitas apabila dipelihara dengan baik, pohon ylang-ylang rata-rata menghasilkan lebih dari 20 kg bunga per tahun dengan rendemen minyak antara 1% - 2% dengan sistem penyulingan yang baik. Jadi kalau dilakukan hitung-hitungan "bego" (baca=hitung–hitungan tanpa mempertimbangkan faktor-faktor X), akan diperoleh omset sekitar (270 x 20 x 1,5% x Rp 750.000,-/kg minyak) = Rp 60.750.000,-/ha/tahun. Mmmhhh.....not bad at all.

Selagi menunggu musim panen ylang-ylang pertama semenjak ditanam, dapat pula menanam tanaman sela penghasil minyak atsiri lainnya yang usia panennya lebih singkat seperti nilam (pathcouly) dan sereh wangi (citronella), atau kemangi (basil). Kedua tanaman pertama dapat dipanen setelah 6 bulan dan selebihnya setiap 3-4 bulan sekali selama kurang lebih 3.5 tahun produktif apabila dirawat dengan sungguh-sungguh.