Pada proses produksi minyak atsiri dengan teknik penyulingan dibutuhkan bahan bakar yang berfungsi sebagai sumber energi untuk menghasilkan uap (steam) baik uap yang dihasilkan oleh boiler maupun terintegrasi dengan ketel sulingnya (sistem kukus). Aneka jenis bahan bakar/sumber energi banyak tersedia di sekitar kita, mulai dari yang mahal hingga yang gratisan. Contohnya; energi listrik (baik membeli dari PLN atau membuat sendiri melalui teknologi mikrohidro atau surya), gas LPG, minyak tanah, solar, batubara (atau briketnya), kayu bakar, biomassa pertanian (jerami, batok/sabut kelapa, sekam padi, tongkol jagung, daun-daunan, dll), karet ban, serta ampas dari penyulingan itu sendiri.
Pertanyaannya, apa sesungguhnya bahan bakar yang tepat (dan ekonomis) untuk menyelenggarakan proses produksi minyak atsiri melalui teknik penyulingan? Jangan mentang-mentang mudah diperoleh dan mudah diaplikasikan maka pilih saja bahan bakar minyak atau gas.
Dalam memilih jenis bahan bakar yang akan dipakai perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
- Desain alat penyulingan (terutama boiler)
model tungku pembakaran dan struktur desain untuk bahan bakar gas dan bahan bakar minyak tentu berbeda dengan bahan bakar padatan. Meskipun tungku pembakaran ini bisa didesain untuk keperluan penggunaan dua jenis bahan bakar di atas. Juga demikian halnya dengan desain boilernya.
- Lokasi penyulingan
penggunaan bahan bakar yang menimbulkan polusi udara berlebihan seperti batu bara, kayu bakar, dan biomassa lainnya tentu tidak bijak apabila lokasi penyulingan berada di tengah kota atau pemukiman padat penduduk. Bisa diganyang orang se-komplek nanti…hehe.
- Besaran investasi
Biasanya investasi untuk bahan bakar jenis padatan lebih murah daripada bahan bakar gas atau minyak. BBG atau BBM membutuhkan burner khusus yang harganya cukup lumayan agar pembakaran dapat berlangsung efisien dan sempurna. Ada juga burner yang harganya lebih murah seperti kompor gas LPG besar (yang dipakai di restoran-restoran) atau smower minyak tanah (seperti yang dipakai tukang basho atau mie ayam tapi yang ukurannya besar) tetapi dari sisi aspek keterbakaran dan keteroperasian jauh lebih bagus jika digunakan burner yang mahal dan ber-merk. Contoh; Olympia, Beckett, Ray, Ecoflam.
- Nilai ekonomi dari minyak atsiri yang diproduksi
Hal ini yang sering luput dari pengamatan para pemain baru di bisnis minyak atsiri. Sebagian besar hanya mempertimbangkan kemudahan operasi, kemudahan supplai, kestabilan panas, dan sedikit polusi tetapi kurang mempertimbangkan aspek ekonominya. Menyuling daun cengkeh, sereh wangi, dan nilam (dengan harga minyak terkini) kurang ekonomis apabila menggunakan bahan bakar komersil. Untuk nilam, kecuali jika anda mendapatkan harga jual yang baik. Jadi, hitung-hitung dulu ya. Kalau saya menyuling minyak ini kapasitas sekian kg, akan dapat minyak sekitar sekian kg. Kalau harga jualnya sekian, maka saya akan mendapatkan sekian rupiah. Nah, kalau digunakan bahan bakar ini, maka...........Wah, saya rugi dong..:)
- Tingkat ketersediaan dan kontinyuitas
Sebelum memutuskan bahan bakar mana yang akan dipakai, pastikan bahwa anda bisa mengakses bahan bakar tersebut kapanpun anda ingin menyuling. Dan sebaiknya sumber untuk mendapatkan bahan bakar sedekat mungkin dengan lokasi penyulingan anda.
Beberapa jenis minyak atsiri tidak dibutuhkan pembelian bahan bakar alias gratis seperti minyak daun cengkeh, sereh wangi, sereh dapur karena ampas penyulingannya sudah mencukupi sebagai bahan bakar untuk proses penyulingan selanjutnya.
Selamat menyuling!!
Pertanyaannya, apa sesungguhnya bahan bakar yang tepat (dan ekonomis) untuk menyelenggarakan proses produksi minyak atsiri melalui teknik penyulingan? Jangan mentang-mentang mudah diperoleh dan mudah diaplikasikan maka pilih saja bahan bakar minyak atau gas.
Dalam memilih jenis bahan bakar yang akan dipakai perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
- Desain alat penyulingan (terutama boiler)
model tungku pembakaran dan struktur desain untuk bahan bakar gas dan bahan bakar minyak tentu berbeda dengan bahan bakar padatan. Meskipun tungku pembakaran ini bisa didesain untuk keperluan penggunaan dua jenis bahan bakar di atas. Juga demikian halnya dengan desain boilernya.
- Lokasi penyulingan
penggunaan bahan bakar yang menimbulkan polusi udara berlebihan seperti batu bara, kayu bakar, dan biomassa lainnya tentu tidak bijak apabila lokasi penyulingan berada di tengah kota atau pemukiman padat penduduk. Bisa diganyang orang se-komplek nanti…hehe.
- Besaran investasi
Biasanya investasi untuk bahan bakar jenis padatan lebih murah daripada bahan bakar gas atau minyak. BBG atau BBM membutuhkan burner khusus yang harganya cukup lumayan agar pembakaran dapat berlangsung efisien dan sempurna. Ada juga burner yang harganya lebih murah seperti kompor gas LPG besar (yang dipakai di restoran-restoran) atau smower minyak tanah (seperti yang dipakai tukang basho atau mie ayam tapi yang ukurannya besar) tetapi dari sisi aspek keterbakaran dan keteroperasian jauh lebih bagus jika digunakan burner yang mahal dan ber-merk. Contoh; Olympia, Beckett, Ray, Ecoflam.
- Nilai ekonomi dari minyak atsiri yang diproduksi
Hal ini yang sering luput dari pengamatan para pemain baru di bisnis minyak atsiri. Sebagian besar hanya mempertimbangkan kemudahan operasi, kemudahan supplai, kestabilan panas, dan sedikit polusi tetapi kurang mempertimbangkan aspek ekonominya. Menyuling daun cengkeh, sereh wangi, dan nilam (dengan harga minyak terkini) kurang ekonomis apabila menggunakan bahan bakar komersil. Untuk nilam, kecuali jika anda mendapatkan harga jual yang baik. Jadi, hitung-hitung dulu ya. Kalau saya menyuling minyak ini kapasitas sekian kg, akan dapat minyak sekitar sekian kg. Kalau harga jualnya sekian, maka saya akan mendapatkan sekian rupiah. Nah, kalau digunakan bahan bakar ini, maka...........Wah, saya rugi dong..:)
- Tingkat ketersediaan dan kontinyuitas
Sebelum memutuskan bahan bakar mana yang akan dipakai, pastikan bahwa anda bisa mengakses bahan bakar tersebut kapanpun anda ingin menyuling. Dan sebaiknya sumber untuk mendapatkan bahan bakar sedekat mungkin dengan lokasi penyulingan anda.
Beberapa jenis minyak atsiri tidak dibutuhkan pembelian bahan bakar alias gratis seperti minyak daun cengkeh, sereh wangi, sereh dapur karena ampas penyulingannya sudah mencukupi sebagai bahan bakar untuk proses penyulingan selanjutnya.
Selamat menyuling!!
No comments:
Post a Comment
Silakan memberikan komentar untuk tulisan ini.......