Aku perkenalkan kepada Saudara sekalian…………. Piper cubeba alias kemukus. Pernah dengar kata "kemukus"? Orang Jawa mengenal istilah "lintang kemukus" atau bahasa kerennya "komet" atau bintang berekor. Konon menurut mitos yang berkembang pada masyarakat Jawa, munculnya lintang kemukus merupakan pertanda terjadinya huru-hara, perang, maupun musibah. Konon kabarnya, sebelum meletusnya Agresi Mililter Belanda, pemberontakan PKI Madiun, maupun peristiwa G/30/S juga melibatkan firasat yang ditorehkan si lintang kemukus ini. Kemukus juga merupakan sebuah tempat petilasan untuk "ngalap berkah"di Kabupaten Sragen – Jawa Tengah. Yah, para penggemar mistik tentu tahu benar petilasan "Gunung Kemukus" sebagai warisan Pangeran Samudro yang konon kabarnya para peziarah diwajibkan untuk melakukan ritual seksual dengan sesama peziarah yang tidak ada hubungan suami-istri agar permintaannya dapat terkabul.
Namun, istilah kemukus yang masuk pada blog ini tidak ada hubungannya dengan kedua terminologi di atas. Kita akan berbicara mengenai minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman kemukus (Piper cubeba), atau dalam istilah orang Sunda disebut "rinu". Topik ini pernah aku pelajari saat kuliah dulu melalui skripsiku yang berjudul "Studi Distilasi dan Kemanfaatan Minyak Kemukus (Piper cubeba)". Adapun makalah ini dapat di-download di situs http://digilib.che.itb.ac.id/download.php?id=2718. Tapi ya seperti kebanyakan mahasiswa seperti diriku dahulu yang mengerjakan skripsi tidak dengan sungguh-sungguh alias "yang penting lulus, lah…hehehe", sehingga secara pribadi harus kuakui bahwa kualitas skripsiku jauh dari memuaskan.
Pada akhirnya aku mendapatkan buah kemukus dari seorang pedagang/pengumpul hasil bumi di Kota Tasikmalaya, pedagang jamu-jamuan di Pasar Beringharjo – Yogjakarta, dan ternyata di kebun Bulik-ku yang terletak di Desa Gesing, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung – Jawa Tengah juga terdapat beberapa buah pohon kemukus.
(Cat: Aku ini asalnya dari Temanggung – Jawa Tengah, meskipun cuma numpang lahir doang, aku cinta daerah ini dan punya obsesi bahwa kelak kampung halamanku harus memiliki komoditas atsiri unggulan…hehe)
Menurut Om Wiki, Piper cubeba merupakan tanaman asli
Minyak kemukus sebagian besar diambil dari buahnya (kering). Hasil penelitian Balitro oleh Rusli dan Laksmanahardja (1982) diperoleh rendemen buah kemukus kering tertinggi adalah 7.53% (w/w) pada penyulingan selama 9 jam dan kecepatan penyulingan 0.58 liter/jam/kg. Berat bahan yang disuling sekitar 1,8 kg. Buah kemukusnya diperoleh dari Kebun Bandarrejo,
Minyak kemukus banyak digunakan sebagai penguat rasa pada makanan dan penggunaannya dalam bidang farmasi sudah diketahui sejak zaman dahulu sebagai salah satu komponen ramuan tradisional/jamu karena bersifat antiseptik, diuretik, karminatif, dan ekspektoral. Khasiat kemukus terutama untuk penyakit kelamin (gonorrhea), leukorea, bronchitis, radang kantung kemih, disentri dan penyakit perut lainnya. Bahkan minyak ini juga digunakan sebagai campuran saus rokok untuk penyakit asma. Pada tahun 2001, perusahaan flavor and fragrance terkemuka asal Swiss, Firmenich, mematenkan cubebol yakni salah satu komponen yang terkandung dalam minyak kemukus sebagai cooling and refreshing agent. Menurut dosenku (Pak Tatang), kandungan monoterpen dan seskuiterpen-nya yang cukup besar (juga rendemennya besar) memungkinkan minyak kemukus dikonversi menjadi biokerosin (minyak tanah dari bahan nabati) seperti halnya biodiesel dari jarak pagar atau minyak sawit serta bioetanol dari tanaman yang mengandung pati/glukosa. Tetapi tentu saja konversi minyak kemukus menjadi bahan bakar biokerosin secara ekonomi masih menjadi mimpi pada saat ini.
Ditinjau dari sisi kimiawi, kandungan minyak kemukus meliputi a-tujen, a-pinen, sabinen, limonen, trans-sabinen hidrat, a-kopaen, b-elemen, kariofilen, epi-cubebol, cubebol, guaiol dengan komposisi yang diperoleh menggunakan alat instrumen GC-MS (Elfahmi, 2006)
Hitung-hitungan ekonomi sederhana, yuk. Kalau 1 kg kemukus kering harganya Rp 35.000,-. Harga minyaknya Rp 600.000,- dan rendemen rata-rata 9%. Maka Gross Profit Margin (GPM) untuk mengolah 100 kg buah kemukus adalah : Rp 1.900.000,- (belum termasuk bahan bakar, tenaga kerja, dan operasional lainnya).
Informasi lebih lengkap mengenai perkebunan dan data statistik lainnya mengenai komoditas kemukus, silakan menjelajahi situs berikut:
http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/?p=teknologi.2.9