Thursday, January 22, 2009

Kumpulan diskusi tentang Lajagowa (Alpinia malaccensis)

Berikut saya kutif kumpulan diskusi tentang lajagowa di milis= atsiri-indonesia@yahoogroups.com

1. tunas baru lajagowa mulai tumbuh 2. dia tambah membesar 3. dan semakin membesar... 4. membesar......

TOPIK: Mohon info pasar dan harga Lajagoa

m2m_masilva@yahoo.com
Salam hormat, Mohon info kepada teman-teman penampung lajagoa......dan juga harganya...terima kasih.

Mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Harga lajagoa kering, sudah diiris2 dan siap suling sekitar Rp 3500-Rp 4000/kg. Rendemen minyak antara 1.8 - 2%. Penampungnya, mungkin Bung Erick bisa beri informasinya.

Panah_mas@yahoo.com
Boss ferry nich bisa aja....padahal close friend nya yang jadi juragan penampung minyak lajagoa.Teman-teman penyuling lajagoa, untuk penampung minyak lajagoa :1. Pak Eko - Cianjur2. Pacific Haldin - Bp. Januar / Bp. Robin3 Pak Mulyono - Scent IndonesiaMudah-mudahan informasi ini dapat bermanfaat...

dani_kalfaleri2@yahoo.com
Bagi rekan2 milis yang butuh bahan baku lajagoa saya bisa suplai karena di daerah saya sangat banyak dan saya punya dampingan kelompok tani yang bisa di berdayakan. Domisili saya berada di Pandeglang bantenTrims


TOPIK: HELP=LAJAGOA


trilex66@yahoo.com
Mohon bantuan dari rekans yang sudah pengalaman dalam pengolahan LajaGoa, saya perlu konfirmasi apakah benar gambar terlampir memang tanaman Lajagoa. Karena di daerah sy (Bogor), penduduk menyebutnya sebagai tanaman 'Tepus'. Postur dr tanaman ini ada bonggol pada pangkalnya dan fisik daun serta batangnya mirip Laja dapur.Terima kasih atas bantuannya

Panah_mas@yahoo.com
Laja Goa dengan Tepus memang secara fisik tanaman hampir sama, tapi sebenarnya berbeda. Masyarakat yang tinggal sekitar hutan sudah tahu persis, mana lajagoa mana tepus. Kalo lajagoa diiris, seratnya seperti jahe

Mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Benar Bos Erick...Tepus nama kerennya Alpinia purpurata, sedangkan laja gowah nama kerennya Alpinia malaccensis. Gimana, Bos. Udah jadi nyuling lajagowah nya. Harga lumayan Rp 280-300rb/kg. Tapi permintaannya masih terbatas.

Panas_mas@yahoo.com
Boss...sepertinya untuk lajagoa akan lebih bagus rendemen nya kalo pake boiler...saya udah coba bandingin pake model kukus dan boiler... ternyata lebih bagus boiler boss....
Kendala dipenyulingan, minyak nya ada diatas untuk 1 jam pertama dan setelah itu minyaknya dibawah...Jadi sparator harus ada kran diatas dan dibawah (berat dan lama-lama menjadi kristal). Memang betul yang dikatakan boss Ferry (saya belajar dari beliau), air kondensat harus rada panas kalo dingin akan mengkristal di pipa pendingin (lama-lama bisa nyumbat)....hati-hati tekanan di ketel bisa meningkat dengan cepat kalo tersumbat....Salam

Mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Wah, hebatlah boss kalau udah pernah bandingin keduanya. Saya mah belum pernah nyoba. Kali ini, ane yang belajar dari ente....:)

Panah_mas@yahoo.com
Boss Ferry nich paling suka merendah...he..he...he....padahal beliau ini pakarnya per-atsirian....salam

dani_kalfaleri2@yahoo.com
Bagi Kawan Milis yang butuh bahan baku lajagoa(Lengkuas Liar) saya bisa suplai karena didaerah saya sangat banyak dan saya punya dampingan kelompok tani Domisili saya ada di Pandeglang banten.trims

jimmy_mohamad@yahoo.com

Dear Mas Irwan,
Apakah Bapak bisa mensuplai lajagoa yang kering ? Berapa harganya per kg ?
Ma'af apa bisa saya beli sample 50kg dulu untuk di ujui coba rendemen nya ?

rvoeler@yahoo.com
Sorry Bapak/Ibu saya masih baru mau belajar nih.
Kalau lajagua metode destilasi yang paling baik yg bagaimana dan waktunya berapa lama? Lalu jualnya kemana?
Terima kasih

trilex66@yahoo.com
Salam kenal rekans Atsiri Indonesia, Saya masih sangat awam sekali dalam pengolahan/penyulingan minyak atsiri, mohon bantuan dari rekans yang paham cara penyulingan Lajagua

Mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Lajagowah?? nama kerennya : Alpinia malaccensis.Ini pengalaman seorang rekan di Tasik yang menyuling lajagoa dan pengalaman saya sendiri pada skala pilot. Lajagowah bawah diiris tipis2 lalu dikeringkan lalu disuling. Lajagoa memiliki 2 karakter minyak. Yang berat jenisnya lbh ringan dari air dan lebih berat dari air. Kalau dicampurkan keduanya, berat jenisnya akan lebih berat dari air. Kandungan utama minyaknya yg juga menjadi standar parameter kualitas adalah komponen metil sinamat. Jika digunakan pendingin spiral, maka air pendingin di dalam bak pendingin spiral harus panas. Sebab jika tidak, sebagian minyak lajagoa akan memadat dan mengkristal di dalam pipa spiral tersebut.

zulkiflitaher@gmail.com
Saya dapat info dari seorang teman, ampas lajagowah setelah disuling masih berguna diantaranya untuk makanan ternak atau bahan pembuat jamu. Jadi ampasnya jangan dibuang dan masih bernilai ekonomis kalau hal in benar. Mohon konfirmasi dari Pak Ferry atau teman-teman yang lain ada yang tahu.

Mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Kalau mengenai hal ini saya kurang paham, pak. Karena teman saya yg nyuling lajagowah di tasik itu ampasnya masih dibiarkan menumpuk di pabriknya.
Mungkin saja bisa bisa dipergunakan utk keperluan tersebut asal ada yg nampung, ya lebih baik dijual daripada dibuang...hehe.

trilex66@yahoo.com
Terima kasih pa Ferry atas sharing-nya, saya akan coba praktekkan.Tambahan lagi ..mungkin ada yang tahu nama lain dari Lajagua/lajagowah ? krn biasanya setiap daerah punya nama khas sendiri2.

jimmy_mohamad@yahoo.com
Assalamu'alaikum wr.wb,
Salam kenal bib, ane Jimmy Mohamad bin Ba'bud asal Tegal
Ana sudah mulai nyuling minyak atsiri sejak bulan
April 2008. Ana nyuling minyak nilam di Pemalang bib..
Ana pernah ditawarin Lajagua kering dari Pandeglang harga di tempat Rp 2,500 / kg.
Kalo memang ada yang bisa supply antum sampai ditempat lokasi Rp 3,500/kg boleh juga tapi hati2 dengan rendemen, biasanya musim hujan begini rendemen turun bib...
Selain itu ana juga masih kurang paham nyuling lajagua karena ada minyak bawah dan atas. Lebih baik kita tanya aja ya sama pakarnya atau kalu antum sudah pernah
nyuling lajagua, boleh juga donk ana belajar dari antum.
Wassalamualaikum,

zakihabsyi@yahoo.com
Waalikumsalam wr. wb.Salam kenal jg, waduh terima kasih banyak neh informasinya ana baru tau ada minyak bawah dan atas...

Mantra_mantra_jingga@yahoo.com
Tambahan saja.
Menyuling lajagowa memang agak beda. Saya pernah melakukan skala pilot (mini) dan juga ketemu langsung dengan teman saya yg kebetulan produsen minyak lajagowa (alpinia malaccensis oil). Benar sekali memang ada minyak atas (ringan) dan minyak bawah (berat), sama juga seperti minyak pala (pada minyak pala, minyak beratnya muncul pada akhir2 proses penyulingan). Minyak nilam juga ada kok minyak beratnya. Kalau nilam sumatra minyak beratnya cukup banyak. Tapi nilam sumatra (yg ditanam di Jawa) minyak beratnya cuma sedikit.
Karakteristik minyak lajagowa cenderung memadat/mengkristal pada suhu rendah. Sehingga jika digunakan jenis kondensor berpilin (spiral), maka harus dipastikan bahwa air pendinginnya tetap dalam keadaan hangat/panas supaya minyaknya tidak mengkristal di tengah jalan yg berakibat tersumbatnya pipa spiral kondensor.

Adanya minyak atas dan minyak bawah disiasati dgn desain oil separator yang bisa mengakomodir kedua jenis minyak tersebut sehingga meminimalisir minyak yg hilang. Sebenarnya standar perancangan oil separator (florentine flask) utk aneka jenis minyak atsiri seharusnya bisa mengakomodir kasus-kasus tersebut sehingga tidak direpotkan oleh kehadiran minyak ringan ataupun minyak berat.

1 comment:

  1. salam atsiri, mohon bagi rekan rekan yang mengetahui penampung minyak bunga mawar.. mohon info yang bisa saya hubungi, saat ini saya sedang menyuling bunga mawar dari daerah bandungan ambarawa, dengan metode enfleurasi dan penggunaan pelarut. terima kasih

    ReplyDelete

Silakan memberikan komentar untuk tulisan ini.......