Tuesday, May 15, 2007

Diskusi Minyak Atsiri 4 (Solvent extraction to Microwave)

Take from milis Teknik-Kimia

Pertanyaan :

Dalam ekstraksi minyak atsiri kita mengetahui dengan menggunakan etanol atau n_hexane... saya agak sedikit tahu ttg kelemahan dan kelebihan... tapi mgkn rekan2 bisa memberikan tambahan yang manakah lebih baik digunakan dalam menggunakan pelarut ini untuk ekstraksi minyak atsiri... atau rekan2 punya alternativ pelarut yang lain..
mohon nasehatnya.. ..

rd2_west@yahoo.com


Tanggapan by Agus Priyono

sekedar memberi info, saya pernah melakukan extracsiessential oil dengan carbondioksida (supercriticalstate) dengan co solvent ethanol dan isopropilalcohol.karena n-hexane dkk cenderung mengganggu kemurnianmaka lebih baik kalo menggunakan extracsi superkritis.


Tanggapan by Ferry

Sedikit share ttg essential oil....
Ekstraksi menggunakan CO2 superkritik memang sedang marak dilakukan dalam skala penelitian akhir2 ini, khususnya utk ekstraksi minyak atsiri menggantikan pelarut2 konvensional seperti heksan, ethanol, petroleum eter, benzen, aceton, naphta, chlorinated hydrocarbon, dll. Seperti juga teknologi terbaru yg lain yg masih diteliti dalam kancah laboratorium, yatu solvent extraction accelerated by microwave energy yg mereduksi waktu distilasi uap (sistem konvensional) dari beberapa jam menjadi hanya beberapa menit. Bisa dibaca di jurnal2 seperti Journal of Essential Oil Record, Parfumer and Flavourist, dan Parfumery and Essential Oil Record. Tetapi dari pengalaman saya berkecimpung dalam produksi minyak atsiri (skala komersial), kedua teknologi itu masih sangat mahal. Bayangkan jika anda ingin membuat vessel berkapasitas besar yang mampu menahan tekanan di atas 100 bar demi membuat si CO2 itu menjadi superkritik, berapa biaya yang harus diinvestasikan. Sementara itu, penyuling2 skala kecil modal investasinya juga pas-pasan. Kalau saya pribadi, lebih baik membuat vessel + boiler + kondensor dari bahan stainless steel utk mendapatkan minyak atsiri dengan teknologi sederhana (penyulingan) tapi bisa kualitasnya baik dan yang penting menguntungkan secara ekonomi. Yang penting juga khan pengaturan kondisi operasinya yg tepat utk menghasilkan rendemen sebanyak mungkin, dengan waktu sesingkat mungkin.

Utk microwave extraction, saya sudah membuat seperangkat alat mini dengan memodifikasi microwave yg dijual di pasaran dilengkapi dengan perangkat hidrodistilasi lalu diintegrasikan keduanya. Hasilnya memang seperti yg diceritakan pada artkel2 di jurnal2 tersebut.Namun kembali saya befikir utk aplikasi secara komersial, bagaimana utk membuat microwave sebesar vessel utk memproduksi essential oil serta daya listrik yg dibutuhkan. Mengingat microwave yg ada saat ini utk ukuran rumah tangga dayanya saja sudah 1000 W. Tapi, ini sebuah tantangan kok.....hehehe. Mudah2an suatu saat bisa diwujudkan.

Kembali ke pemilihan solvent utk ekstraksi.
Mungkin harus dipertimbangkan jenis minyak atsiri akan diekstraksi. Biasanya jika minyak tersebut berasal dari rempah2 seperti kunyit, jahe, lada, pala, bunga cengkeh, kemukus, dll maka jika diekstrak dengan pelarut yg salah maka oleresinnya akan ikut terambil juga dan bercampur dengan minyak atsirinya. Saya tidak bisa merekomendasikan jenis pelarut yg cocok supaya oleoresinnya tidak ikut terekstrak. Secara umum, pelarut seperti ethanol dan heksan sering juga digunakan utk ekstraksi minyak atsiri (yg tidak mengandung oleoresin). But be carefull, heksan sekarang sudah dilarang penggunaannya utk ekstraksi dari produk2 yg digunakan sebagai bahan konsumsi karena bersifat karsinogenik. Jadi supaya pelarut2 tersebut tertinggal seminim mungkin dalam minyak atsiri, recovery-nya harus menggunakan pemvakuman yg cukup kuat sehingga pelarut2 tersebut mudah menguap dan tertinggal hanya dalam ukuran sekian ppm saja. Tapi saya belum menerapkannya utk skala komersial. Baru coba2 skala lab.

Mungkin artikel2 ttg pelarut ini bisa dijadikan bahan bacaan :
1. A modern approach to solent selection (Majalah Chemical Engineering, Maret 2006)
2. Important Determinants of Solvent Solection (Majalah Chemical Engineering, Juni 2006)
Bagi member yg berminat, silakan japri nanti saya kirimkan kedua artikel tsb.

Salam,
-ferry-
(PT Pavettia Atsiri Indonesia)
Essential Oil Production and Consultant.


Tanggapan by Alvino Rizaldy

Allo Oom Ferry,

Selintas terpikir, kalo dengan bantuan microwave bisa secepat itu, mungkin untuk skala menengah - kecil, sistem semicontinous bisa dibuat dengan harga investasi yg ga terlalu mahal (masih pake oven modifikasi?) . Tantangannya sekarang, bisakah feedstocknya dibuat continous? Ngga terlalu jauh menghayal saya pikir...

pINO


Tanggapan by Ferry

Mas Pino...
I think it's a good idea. Ngga terlalu jauh menghayalnya kok. Meski harus berfikir keras untuk merekayasanya...hehe.

salam,
-ferry-