Sunday, August 19, 2007

Cengkeh di Pulau Natuna....mmmhhh...

Email dari temanku Andry Hidayat :

Pak Dosen Ferry,
Beberapa hari lalu, saat gw off.
Gw ngobrol banyak ama Doni juga Iqbal…
Mengenai minyak cengkeh ini, gw “sedikit” tertarik ):
Tapi gak didaerah Cilegon. Melainkan didaerah Kepulauan Riau.
Biarlah daerah cilegon dan sekitarnya jadi garapan Iqbal dan Doni…):

Ada teman kerja gw, kami biasa sebut orang Local (pribumi)
Mereka tinggal di Pulau Matak, Tarempa dan kepulauan sekitar Natuna.
Daerah ini awalnya adalah daerah teringgal.
Dengan adanya beberapa perusahaan minyak beroperasi disini maka sedikit demi sedikit membangunlah daerah ini. Mungkin teman2 dari ITB yang di LAPI sedikit banyak tau daerah itu.

Nach, mereka tertarik dengan pembuatan minyak cengkeh.
Ditempat mereka banyak sekali pohon cengkeh.
Kemaren malem, gw minta Iqbal buat kirimin proposal yang dari elo.
Cuma mungkin cilegon dengan daerah Matak sekitarnya berbeda, maka perhitungannyapun akan berbeda

Kalo elo juga mau, mereka berniat untuk mengundang elo buat presentasi dan lain sebagainya.
Biarlah semua biayanya ditanggung oleh mereka… Gw tau, elo paling suka “keluyuran”..Pasti elo pengen juga melihat “dunia lain” di Negeri tercinta kita ini.
Tidak cuma daerah Kuningan, P. Bunyu-Kaltim, Bungbulang-Garut, Bali , ataupun daerah2 yang elo pernah kunjungin. Siapa tau elo juga bisa nemuin daerah seperti di Machu-Picchu, Peru (seperti impian elo!!!).

Kalo oke, akan gw kasih gambarannya daerahnya.
Salam,
Andry

Tanggapan Ferry 1

Hehehehe...Tahu aja lo "selera" gw....:p
Why not, gw sih OK2 aja asal diongkosin, gw khan suka yg gretongan...:p
Malah seneng dong bisa lihat "dunia lain" di negeri tercinta ini, apalagi kalau urusannya masalah perminyakan atsiri...
Lo sendiri ditempatin di Natuna ya.Dri, coba jelasin aja mengenai daerah yg lo maksud di email.

thanks bro,
-ferry-

Tanggapan Andry 2

Nich!!!
Gambaran lokasi:
Beberapa pulau yang terdapat perkebunan cengkeh.,
- Pulau Natuna (Kabupaten)
- Pulau Midai
- Pulau Sedanau
- Pulau Selasan
- Pulau Tembelan
- Pulau Palmatak
- Pulau Tarempa
- Pulau Mubur
Bandara untuk penerbangan perusahaan minyak ada di pulau palmatak (matak).
Pulau yang terdekat dari pulau matak adalah pulau tarempa dan pulau mubur.
Makanya target proyek ini kita prioritaskan didaerah pulau matak, pulau tarempa dan pulau Mubur.

Transportasi:
Jarak perjalanan dengan kapal motor (disini disebut “pompong) adalah:
- Matak ke Tarempa : 1.5 jam
- Matak ke Mubur : 0.5 jam
- Tarempa ke Mubur : 1 jam
Notes, kecepatan pompong normal, tanpa kebut-kebutan maupun salip-salipan…J

Untuk harga pompong dengan kapasitas 1 ton Rp. 12 jutaan
Sekali jalan mengitari ketiga pulau tersebut membutuhkan 10 liter solar.

Penerangan:
- Matak : Listrik hidup dari jam 5 sore sampai dengan jam 7 pagi
- Tarempa : Listrik 24 jam
- Mubur : Gak ada listrik
Jika perlu genset disini dengan kapasitas 3 kwh harganya 5 juta.

Nah, elo coba buat proposal lagi dengan gambaran seperti itu.
So, biar teman2 gw bisa ajuin itu dana ke pemda setempat.
Ya, itung2 membangun daerah lah…
Ntar produknya “lari” ke elo semua.

Soal transportasi buat bawa peralatan dari “ sana ” biar mereka yang urus perijinannya.

Kalo sempet dan kita bisa atur waktunya, elo bisa survey lansung ke lokasi dan bisa presentasi langsung ke masyarakat.
Transportasi dan akomodasi elo, mereka bisa tanggung dari Jakarta-lokasi-jakarta lagi.
Elo juga bisa bawa teman yang jadi “anak buah” elo.
Btw, kalo dari Bandung ke Jakarta ongkos sendiri ya?!?

Kalo project ini bisa jalan lancar, siapa tau elo bisa ketemu jodoh disini….

Ada lagi data yang dibutuhkan?

Ditunggu proposalnya…

Salam,
Andry Kasep

Tanggapan Ferry 2


Dri…..
Ini proposal msh kasar bgt, terutama ekonominya karena gw blm tahu bgt kondisi real-nya. Coba lo cek dlu kalau masih ada yg kurang. Hitungan keuangannya blm gw bikin model seperti kalau mau ngajuin kredit ke bank. Masih sederhana, namanya aja gambaran awal. Gw baru bisa bikin selengkap2nya kalau udah studi dan survey langsung ke lapangan. Baru deh bisa bikin studi kelayakan selengkap2nya apakah proyek ini layak dilaksanakan atau tidak.

Kalau emang mau investasi genset, penyulingan dibikin dimana aja ngga masalah. Biaya solar utk kapal motor ngakut bahan baku sama-sama aja kok. Khan rencananya juga ambil bahan dari 3 pulau yg berdekatan itu (Palmatak, Tarempa, dan Mubur).

Terus, biaya investasinya di proposal itu belum termasuk ongkos angkut alat sulit ke natuna. Perlu diketahui, alatnya nanti itu gede bgt (diameter 1,8 m dan tinggi 2,4 m), pakai besi karbon ketebalan 5 mm. Pokoknya super berat deh. Belum lagi konsender dan alat2 lain yg di Natuna ngga ada dan perlu disediakan dari P Jawa.

Biaya operasional juga belum termasuk ongkos kirim produk ke Jawa, karena pastinya produk minyak cengkeh itu akan dijual di Jawa khan.

Kalau emang bakal dirintis sebagai proyek PEMDA, sebenarnya khan ngga usah ambil untung gede2 untuk pabrik penyulingannya, asal dikelola secara profesional dan berkelanjutan. Jangan cuma proyek aja, trs habis itu ditinggalin. Atau ada masakah dikit, ditinggalin. Kalau untuk PEMDA sih yang penting untuk pengembangan masyarakat lah....hehe (ideal-nya, sih.. :p). Dalam bentuk apa??
1. Limbah daun dan tangkai cengkeh termanfaatkan à petani dapat duit tambahan dari komoditas cengkeh selain bunganya.
2. Menyerap tenaga kerja, gw perkirakan butuh (3 x 2) + 2 = 8 orang.
3. Sisa laba pengoperasian pabrik, buat pengembangan pabrik dan proyek2 lain yg sifatnya bergulir utk kesejahteraan masyarakat. (hehehe....bahasa gw dah kayak pejabat aja, nih.... :p)

Tapi kalau emang harus dibuat swasta (pakai investor pribadi), ya pastinya harus nyari untung dong...hehehe.

Gw tunggu tanggapannya.

-ferry-