Pernah ada yang tanya begini sama saya....
Minyak cengkeh sebagian besar warnanya hitam (lihat gambar) karena disuling menggunakan ketel dari besi karbon biasa, begitu pula dengan kondensernya. Karena banyak terkontaminasi logam Fe dalam besi tersebut, makanya minyaknya jadi hitam. Sedikit saja (dalam takaran ppm) dalam minyak atsiri mengandung ion logam Fe, maka perubahan warna terjadi sangat signifikan. Terus bagaimana cara menjernihkannya??
Sebenarnya ada banyak cara yg intinya adalah bagaimana menarik (atau istilah kerennya meng-absorp) ion Fe tersebut dalam minyak, diantaranya :
- menambahkan bubuhan zat yg berfungsi chelating agent seperti asam sitrat, asam oksalat, EDTA, NTA, asam tartarat, dll) dengan konsentrasi tertentu.
- menambahkan adsorben2 komersial untuk mengikat Fe seperti karbon aktif, zeolit, atau bentonit aktif.
Gambar minyak cengkeh jernih di atas itu saya hasilkan dengan menambahkan bentonit aktif dari 5 - 15% ke dalam minyak cengkeh hitam, lalu dipanaskan sampai suhu sekitar 80-90 C dan diaduk selama 30 menit. Hasilnya kemudian disaring. Secara visual hasilnya seperti gambar di atas, kadar eugenol naik 2 - 3%. Tetapi minyak yang hilang sekitar 5 - 10% karena penguapan selama pemanasan dan penyaringan tidak sempurna sehingga sebagian minyak masih ada dalam bentonit. Jika harga minyak cengkeh jernih jauh di atas minyak cengkeh hitam, maka......... penjernihan minyak ini akan sangat memberikan nilam tambah yg cukup berarti. Tetapi jika tidak ada perubahan harga atau kenaikannya tidak signifikan. Ngapain gw capek-capek menjernihkan....hehe. Sebuah usaha perbaikan kualitas yang tidak dihargai sama sekali...:)
Nanti deh saya buatkan analisis ekonomi untuk penjernihan. Yang jelas, biaya pemanasannya bisa gratis lho. Lho kok bisa?? Kita coba terapkan konsep integrasi energi dalam industri kecil menengah, meskipun tambah sedikit biaya investasi. Eittss...... ngga cuma industri besar macam industri petrokimia aja yang menerapkan konsep ini. Industri kecil juga bisa kok...:).